Page 28 - Pengantar Ilmu Pendidikan
P. 28

terbatas  dan kemampuan  berbeda dalam memenuhinya. Dengan
                 demikian, setiap unsur dalam sistem sosial memiliki potensi menim-
                 bulkan konflik dalam masyarakat.
                     Dalam perspektif konflik,  manusia sebagai makhluk sosial
                 dipandang selalu berada dalam relasi yang penuh ketegangan karena
                 adanya perbedaan kepentingan,  akses terhadap sumber daya, serta
                 distribusi kekuasaan (Aboi, 2024; Barnard dan Woodburn, 1988).
                 Misalnya, dalam dunia pendidikan, siswa dari keluarga kaya memiliki
                 kesempatan  lebih besar untuk  mendapatkan  fasilitas  belajar  yang
                 memadai dibandingkan siswa dari keluarga miskin sehingga melahir-
                 kan kesenjangan prestasi.
                     Ketimpangan ini tidak hanya mencerminkan perbedaan individu,
                 tetapi juga menunjukkan struktur sosial yang sarat dengan dominasi
                 kelompok berkuasa atas kelompok lemah. Dengan demikian, dimensi
                 manusia sebagai makhluk sosial dipahami melalui pertarungan posisi,
                 kepentingan, dan akses sehingga konflik justru  berperan sebagai
                 pendorong perubahan sosial.
                     Perspektif interaksionisme  simbolik berupaya memahami
                 bagaimana individu memengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat.
                 Perspektif ini berasumsi bahwa masyarakat itu terdiri atas individu-
                 individu yang mengalami proses sosialisasi  dan eksistensi serta
                 strukturnya  nampak dan terbentuk melalui interaksi sosial yang
                 berlangsung pada individu dalam masyarakat. Interaksi sosial menurut
                 perspektif ini merupakan bagian yang penting dalam masyarakat.

                     Dalam perspektif interaksionisme simbolik, manusia  dipahami
                 sebagai makhluk sosial  yang membangun identitas dan relasi melalui
                 proses  interaksi sehari-hari yang  penuh  makna.  Dalam  interaksi
                 tersebut, individu menafsirkan  simbol, bahasa,  dan gestur  untuk
                 membangun identitas serta relasi sosial (Charmaz, Harris, dan Irvine,
                 2019;  Zhang, 2024).  Misalnya, ketika seorang siswa mengangkat
                 tangan  sebelum berbicara  di kelas, tindakan sederhana itu bukan
                 hanya sekadar gerakan  fisik, tetapi simbol kepatuhan  pada aturan,



                 12   Pengantar Ilmu Pendidikan
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33