Page 31 - Pengantar Ilmu Pendidikan
P. 31

menjadi pegangan hidup manusia.  Pegangan  tersebut berfungsi
                   sebagai landasan untuk mendekati kebenaran dan kebaikan serta
                   menjauhi kesalahan dan kejahatan.
                       Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk religius. Sejak dahulu
                   kala, bahkan sebelum manusia mengenal agama, mereka telah per-
                   caya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau oleh inderanya ter dapat
                   kekuatan supranatural yang menguasai kehidupan dan alam semesta.
                   Untuk  berkomunikasi  dan mendekatkan diri kepada kekuatan
                   tersebut, manusia menciptakan berbagai mitos. Misalnya, mereka
                   mela kukan upacara,  menyediakan sesajen, dan mempersembahkan
                   korban  untuk  memohon sesuatu  dari kekuatan-kekuatan tersebut.
                   Sikap dan kebiasaan yang mem budaya pada nenek moyang kita seperti
                   itu dipandang sebagai embrio dari kehidupan beragama. Setelah agama
                   hadir, manusia mulai menganutnya secara lebih teratur dan terarah.
                       Memang religius tidak sama dengan agama, religius merupakan
                   pelaksanaan pesan-pesan keagamaan dalam relasinya dengan sesama
                   manusia  dan manusia  dengan Tuhan.  Naim dan Sauqi (2011)
                   menegaskan bahwa meskipun tidak ada yang mengajarkan kekerasan,
                   konflik, dan penguasaan terhadap mereka yang berbeda secara paksa.
                   Namun, kita juga tidak bisa menutup mata melihat kenyataan bahwa
                   agama sering “dikesankan” dengan wajah kekerasan. Padahal, menurut
                   Charles Kimball (2003), kita tidak bisa serta-merta menuduh agama
                   sebagai sumber utama permasalahan. Persoalan tersebut justru sangat
                   dipengaruhi oleh cara manusia memahami hakikat agama itu sendiri.
                   Oleh karena itu, agama harus dipahami dalam konteks relasinya
                   dengan kehidupan  yang berbasis  realitas.  Pemahaman  agama  yang
                   berpijak pada realitas sosial inilah yang paling dekat dengan makna
                   religius.
                       Manusia sebagai makhluk religius menegaskan bahwa keber-
                   adaan manusia bukan sekadar bentuk atau raga yang bisa kita lihat,
                   melainkan makhluk spiritual multidimensional yang bisa mengalamai
                   pengalaman  fisik. Jenkins  (2010)  dan Yaden (2022)  mengingatkan




                                          Bab 1 Hakikat Manusia dan Pengembangannya ...  15
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36