Page 29 - Pengantar Ilmu Pendidikan
P. 29
penghargaan terhadap guru, dan pengakuan terhadap norma interaksi
di sekolah. Makna yang dibentuk melalui simbol tersebut kemudian
diinternalisasi dan direproduksi dalam berbagai situasi sosial sehingga
identitas individu serta keteraturan sosial terus terbentuk melalui
proses interaksi yang berulang.
C. DIMENSI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SUSILA
ATAU BERMORAL
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang
lebih tinggi. Namun, dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak
cukup hanya berbuat yang pantas, apalagi jika dalam kepantasan atau
kesopanan justru terselubung perbuatan yang mengandung kejahatan.
Oleh karena itu, pengertian susila berkembang dan mengalami
perluasan makna menjadi kebaikan yang lebih tinggi. Dalam kajian
ilmiah, digunakan dua istilah dengan konotasi berbeda, yaitu etiket—
yang berkaitan dengan kepantasan dan kesopanan—serta etika—yang
berkaitan dengan kebaikan. Kedua hal tersebut biasanya dikaitkan
dengan persoalan hak dan kewajiban (Tirtarahardja, 2005).
Susila dalam bahasa Inggris adalah morality. Istilah moralitas
berasal dari bahasa Latin moralitas, yang diturunkan dari kata moralis
dan berarti tata krama, karakter, atau perilaku yang pantas (Frankena,
1970). Kata moralis sendiri berakar dari kata Latin mos (jamak mores)
yang berarti “adat” atau “kebiasaan”. Makna ini menekankan praktik
serta norma kolektif yang memandu perilaku manusia dalam suatu
masyarakat. Seiring waktu, istilah ini berkembang untuk mewakili
prinsip-prinsip benar dan salah, baik dan buruk, serta standar etika
yang mengatur kehidupan individu dan sosial. Dengan demikian,
asal usul moralitas menunjukkan fondasinya dalam adat budaya
dan pemahaman bersama tentang bagaimana manusia seharusnya
berperilaku.
Dimensi manusia sebagai makhluk susila atau bermoral ber hu-
bungan erat dengan social-institusion (pranata sosial). Koentjaraning-
Bab 1 Hakikat Manusia dan Pengembangannya ... 13

