Page 25 - Pengantar Ilmu Pendidikan
P. 25
setiap individu. Ada yang menonjol pada aspek tertentu, tetapi lemah
pada aspek lainnya. Jika dahulu proses perkembangan lebih banyak
dipengaruhi pola tradisional—yaitu anak menerima secara pasif dari
orang dewasa, seperti pepatah “buah rambutan jatuh tidak jauh dari
pohonnya”—kondisi sekarang jauh lebih majemuk. Anak tidak hanya
belajar dari orang tua atau guru, tetapi juga dari interaksi luas dengan
dunia maya, lingkungan sosial, dan budaya global yang terus berubah.
Oleh karena itu, pepatah tersebut tidak selalu berlaku, buah rambutan
bisa saja jatuh agak jauh dari pohonnya. Hal ini membuat proses
perkembangan menjadi semakin dinamis dan menuntut kemampuan
adaptasi yang tinggi. Dengan demikian, pendampingan dari orang
tua, pendidik, maupun lingkungan menjadi sangat penting agar anak
mampu memilah dan mengolah berbagai pengaruh eksternal sesuai
dengan tahap perkembangannya.
B. DIMENSI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia memiliki kemampuan sosial yang mencakup kesadaran
sosial dan pengelolaan sosial. Kemampuan ini terus berkembang
seiring dengan pertambahan usia dan kedewasaan. Kemampuan
sosial menentukan bagaimana seseorang mengelola hubungan
dengan orang lain. Kesadaran sosial merujuk pada kemampuan untuk
merasa kan emosi orang lain, memahami sudut pandang mereka, serta
menunjukkan kepedulian terhadap apa yang mereka khawatirkan.
Sementara itu, pengelolaan sosial mencakup kemampuan mem-
bimbing, memengaruhi, dan mengembangkan orang lain, mengelola
konflik, membangun ikatan, serta bekerja dalam kelompok.
Tirtarahardja (2005) menyatakan bahwa dimensi sosial dalam
diri manusia tampak jelas melalui dorongan untuk bergaul. Saat
ini, interaksi sosial dan komunikasi antarindividu telah mengalami
transformasi besar akibat perkembangan teknologi digital. Kehadiran
media sosial memungkinkan orang dari berbagai belahan dunia ber-
komunikasi secara langsung (Gebremariam, Dea, dan Gonta, 2024).
Bab 1 Hakikat Manusia dan Pengembangannya ... 9

