Page 33 - Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Edisi Kedua
P. 33
Bab 1 Pemahaman Dasar 9
itu mendasar sifatnya dan tidak dapat direnggut begitu saja dari
manusia yang “melahirkannya”. Walaupun terkesan sedikit mendra
matisasi, Bainbridge mengungkap hal tersebut,
if what he produces can be taken from him, he is no better than
a slave. Intellectual property is, therefore, the most basic form of
property because a man uses nothing to produce it other than his
14
minds.
Pemahaman aspek ini mengukuhkan keberadaan hak moral
(moral rights) sebagai hak yang dimiliki pencipta atau penemu
sesuatu karya intelektual untuk menyatakan bahwa dialah pen cipta
atau penemunya. Oleh karena itu, dia berhak atas pelekatan namanya
untuk selamanya pada karya yang bersangkutan. Hak untuk diakui
dan untuk menyatakan sebagai pencipta atau pe nemu suatu karya
intelektual ini, oleh Edenborough dikatakan sebagai prinsip yang
mendasari hak moral dan disebut sebagai le droit de paternité atau
the right of paternity.
15
Ketika menyinggung aspek moral ini, agaknya baik juga disimak
pandangan Chisum dan Jacobs ketika mengungkap karak teristik
aspek moral yang melekat pada HAKI, “There is a natural rights school
of thought, which favors recognizing the rights of authors and inven-
tors regardless of the economic effects. Recognizing author or inventor
control is a matter of human and moral right.” 16
Kedua, aspek ekonomi. Aspek ekonomi ada dan melekat karena
adanya manfaat dan nilai dari sebuah karya intelektual. Memang
benar tidak setiap karya pasti tampak manfaatnya, bahkan kadang
baru pada satu waktu tertentu dinilai ada manfaatnya. Namun, tidak
14 Bainbridge. David I., op.cit., No. 8, hlm. 17.
15 Edenborough. Michael, Intellectual Property Law, 1995, Cavendish Publishing Ltd.,
London, hlm. 117–119. Mengenai moral right ini, lihat pula Dworkin. Gerald, dan Tay
lor. Richard D., 1989, Blackstone’s Guide to the Copyright, Designs & Patents Act, Blac
kstone Press Ltd., London, hlm. 8–9, 93–103.
16 Chisum. Donald S., dan Jacobs. Michael A., op.cit., No. 3, hlm. 1–7.

