Page 36 - Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Edisi Kedua
P. 36

12                             Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Sekitar …



                      Sebagai komponen penting yang menentukan daya saing suatu
                  produk, hadirnya barang tiruan atau barang palsu bukan saja dinilai
                  merebut pasar secara tidak sah, tetapi juga dianggap pelanggaran
                  HAKI yang melekat pada produk aslinya. Sama halnya, penggunaan

                  HAKI secara melawan hukum oleh satu pihak tanpa izin dari pemilik
                  dan pemegang hak yang bersangkutan. Menjaga keamanan atas
                  kepentingan terhadap HAKI yang dimiliki, ataupun peredaran produk
                  dagang  yang  dihasilkan dan dilindungi HAKI, bukan  lagi sekadar
                  kebutuhan hukum bagi pemilik atau pihak lain yang mendapat kuasa
                  dari pemilik. Ketika sistem dan standar perlindungan HAKI di satu
                  negara dianggap kurang atau tidak memadai dan dinilai tidak mampu
                  memberi keadilan, atau karena alasan biaya yang memberatkan—
                  dalam banyak praktik—pemilik atau pemegang HAKI cenderung
                  meminta pemerintah  mereka  untuk  mengurusnya  melalui pende­
                  katan atau jalur hubungan antarpemerintah. Di antara sesama negara
                  anggota Badan Perdagangan Dunia/World Trade Organization atau
                  WTO,  perjanjian  internasional  yang  ada  seperti  persetujuan  TRIPs
                  atau Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights memberi

                  landasan pembenar untuk itu.
                      Dalam konteks hubungan antarnegara, masalahnya lebih luas
                  lagi daripada sekadar kewajiban membela kepentingan warga negara
                  pemilik HAKI. Baik karena kepentingan untuk melindungi hak
                  warganya, maupun demi kepentingan ekonomi nasionalnya, banyak
                  pemerintah negara yang kemudian mengangkat atau menggunakan
                  HAKI sebagai masalah dalam hubungan ekonomi dan perdagangan
                  mereka. Kepentingan negara untuk menjaga kepentingan ekonomi
                  nasional, utamanya dalam mengamankan pendapatan devisa, menjadi
                  kepentingan  politik.  Tidak  jarang  satu  pemerintah  negara  yang—
                  misalnya dengan  dalih investasi—meminta  dengan  berbagai  cara
                  agar pemerintah negara penerima/yang butuh investasi, memba­

                  ngun atau memperkuat sistem HAKI nasionalnya, atau bahkan
                  menekan untuk mengubah undang­undang tertentu di bidang HAKI
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41