Page 109 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 109

pembunuhan dan pencabulan gadis kecil yang
           bernama Melati dijatuhi hukuman mati.'


































                  Hakim mengetuk palu sebanyak tiga kali, orang-orang
           bersorak  dan  bertepuk  tangan  atas  hukuman  mati  itu,
           mereka berbahagia atas ketidakadilan ini. Sumpah mereka
           diijabahi Tuhan. Aku hanya diam menatap kosong tak ingin
           berfikir apa-apa lagi, sebentar lagi akan kehilangan lelaki tua
           itu.  Lelaki  yang  kumiliki  satu-satunya,  yang  selalu
           memberikan berjuta makna, memberikan banyak kata-kata
           konyolnya. Bahkan semua orang diruangan sidang seperti
           sedang  berpesta,  merayakan  sesuatu.  Ya…  merayakan
           hukuman  mati  ayah,  ayah  malah  tersenyum  padaku  dan
           mengatakan 'jangan khawatir mawar'. Wajah ayah membuat

           “Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ

                                                                           109
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114