Page 110 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 110
linangan ini semakin membanjir, tanganku mengepal
mendengar orang-orang itu yang terus menyumpahi lelaki
tuaku.
Lima bulan sebelum eksekusi ayah dilakukan. Ayah
meminta eksekusinya di lakukan pada tanggal 23 desember
karena itu tepat di hari ulang tahunku. Ayah sengaja memilih
tanggal tersebut. Aku mengunjungi ayah di penjara. Dan
ketua tahanan membolehkanku untuk bertemu ayah
seharian penuh. Aku berteriak kegirangan mengucapkan
berjuta terimakasih kepada ketua tahanan. Mungkin karena
ketua tahanan merasa iba pada gadis kecil ini.
“Lihat kejutan apa yang akan ayah berikan padamu.”
Ayah menyeretku keluar halaman belakang tahanan.
“Apa ayah, ayah membuat kejutan?”
“Tutup mata dulu dong! 1…2…3… Taara...” Ayah
membuka pintu halaman belakang. Sebuah balon udara
yang besar telah menjung tinggi di halaman belakang. Ayah
membuatnya dengan orang-orang yang berada di sel
tahanan. Ayah meminta izin kepada kepala tahanan untuk
membuatnya sebelum ia dieksekusi. Ayah juga bilang ini hari
ulang tahunku dan akan membawaku ketempat tertinggi di
dunia dan akan menunjukan betapa hebatnya dunia berada
di tempat tertinggi. Ayah mengabulkan mimpi itu. Ayah masih
ingat dengan kata-kata itu. Ayah membawaku ke balon
udara itu. Kami menaikinya dan terbang dengan sempuna.
Tinggi menjulang melihat langit tak berawan, melihat burung
yang mengepakan sayapnya dan bersiap mendarat di
pepohonan. Sekarang kami setara dengan terbangnya
“Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ
110

