Page 26 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 26
rasaku ini jika ku tahu akan begini pada akhirnya, sekali lagi
maafkanlah jika kau tak menyukai hal ini, anggaplah saja
tidak pernah terjadi hal seperti itu".
"Apa? Semudah itu kau menyuruhku menganggap hal
ini tak pernah terjadi? Apa kau tak tahu, setiap kejadian
adalah membekas seperti paku yang ditancapkan pada
tembok, kalaupun paku itu telah dicabut, tentunya masih ada
bekas yang tak bisa dikembalikan seperti semula".
"Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku minta maaf
dengan semua ini, sungguh aku tak pernah merencanakan
seperti yang kau kira". Sekali lagi aku menjelaskannya lewat
sms, ketika kulihat pandangnya yang ada di depanku di atas
bak mobil jenis colt terbuka dalam perjalanan pulang, ia
hanya diam tak acuhkan diriku, sepertinya memang ia
sangat kesal padaku.
"Sudahlah, abaikan!" tukasnya.
Lalu. Semenjak itu, ia menjauh dariku, seperti
menjaga atau membatasi jarak ketika bertemu, hanya akhir-
akhir ini saja ia mau menyapaku, akupun sama, aku malah
tak tahu apa yang harus aku lakukan ketika sedang
bersamanya. Canggung dan tentu saja sedikit ada perasaan
kecewa karena ia tolak cintaku dan dengan tanpa alasan
yang jelas ia menyudutkanku. Tetapi hati memang tak bisa
dibohongi, aku masih tetap mencintainya, dan bahkan
“Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ
26

