Page 32 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 32
“Tanamlah bibit pohon rambutan itu di tempat kau tadi
meguburkannya, sebagai tanda tolak balak dan peruntungan
untuk anak kita!” Perintah ibu pada ayah, sesaat setelah
berhasil dengan selamat melahirkanku, ia memang sudah
lama mempersiapkan bibit pohon rambutan itu sejak awal
kehamilannya megandungku. Bibit itu ia dapatkan tepat satu
hari setelah perikahannya dengan ayah.
“Nak, aku tak tahu, apa memang ini ditakdirkan dari
Tuhan sebagai tanda adanya dirimu di hidup kami, atau apa?
Tetapi sungguh, tiba-tiba saja biji rambutan itu ada di bawah
bantal setelah malamnya adalah malam pertama perikahan
ibu dengan ayahmu, lalu biji itu aku buang di halaman depan
rumah kita, biji itu tumbuh seiringan dengan tumbuhnya
dirimu dalam kandunganku nak, pada malam kelahiranmu,
pohon itu dipindahkan beberapa meter dari tempat aslinya,
dan sekarang kau bisa lihat sediri, sekarang pohon itu telah
memberikan keteduhan pada keluarga kita, dan
kebahagiaan lebih bagi ibu naak.” kata ibu seringkali diulang-
ulang diceritakan padaku.
Pada masa kecilku, akupun senang sekali bermain di
dekat pohon itu, hampir setiap hari aku berada disana, tak
jarang juga sampai tertidur, hingga sore baru kembali ke
rumah, setelah ibu membangukanku. Tak tahu kekuatan apa
“Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ
32

