Page 49 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 49

***






























           Nun mati bertemu tasjid yang jauh di belahan sana. Di istana
           Alengka,  Kumbakarna  sedang  merayu  Putri  Nareswari.
           Diberikannya  gombalan-gombalan  dan  rayuan,  agar  sang
           Putri luluh hatinya, jatuh cinta padanya, dan mau diajak tidur
           dengannya.
                  "Seumpama  embun  pagi,  kau  adalah  embun  yang
           paling  suci,  bolehkah  kiranya  daku  meneguk  kesucian  itu
           barang setetes saja, agar dahaga menahunku ini bisa lega
           seketika? Wahai cantik. Kupikir para bidadari kahyanganpun
           cemburu  dengan  kecantikan  parasmu."  Bisik  Kumbakarna
           ke dekat telinga Putri, ia masuk ke dalam jeruji sangkar yang
           mengurung Nareswari.
                  Si  putri  hanya  diam  dan  menghindar  sebal  ketika
           dagunya disentuh oleh Kumba.
           “Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ

                                                                            49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54