Page 120 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 120
NYAS^UK DAN ANAKKU INDAH
Galang Lutfiyanto
Pagi ini--seperti hari-hari biasanya—aku merasakan nyeri
di punggungku saat bangun tidur. Kepalaku pening, sea-
kan dalam tidur tubuhku digoyang-goyang lalu dlpelanting-
kan seperti bola bilyard. Dunia terhuyung-huyung. Semua
benda menari-nari di mataku. Pandanganku? Aku terkerjap-
kerjap. Tanganku menggapai tepi tempat tidur mencari pe-
gangan. Kupijit keningku dengan tangan satunya. Ini akibat
dari keija lemburku. Sudah bukan umurku lagi untuk tidur
larut malam. Bahkan, dengan: secangkir kopi kental panas,
tidak membuatku tahan terhadap dingin yang menyelip pada
tuiang-tuiang lapukku. Hemm, aku baru saja meninggaikan
tahun emas umurku. Perlahan tapi pasti, aku mengalami ke-
tuaan. Semakin banyak saja hal-hal yang tidak mampu ku-
kerjakan.
Ketika merasa sudah mendingan, aku bangkit dari tem
pat tidur. Kucoba untuk membereskan seprei yang penuh li-
patan. Hasilnya malah tambah berantakan. Aku mendengus,
klni sepreiku malah tercabut dari sisi kasur sebelah atas.
Kulangkahkan kaki masuk ke kamar mandi. Lama aku
menatap cermin. Sosok tambun terpantui di sana. Aku bisa
menduga tubuhku past! sudah tertimbun lemak beberapa
sent! lagi. Kulitku yang penuh lipatan bercampur kerutan
ketuaan bertambah buruk dengarv bintik hitam di sana sini.

