Page 147 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 147
136
atas sikapku.
"Ma ... ma ... di ... kamar Ricky ... ada hantu!" suaraku
tergagap dan seluruh buluku berdiri saat kukatakan hantu.
"Aduh, Mas Ricky masih percaya hantu di zaman mle-
nyum beglni?" Mbok Yem yang sedang memijit mama ikut-
ikutan bicara.
"Mi-le-ni-um, Mbok." Mamaku tertawa tanpa peduli
rasa takutku.
"Ma ...!" kukeraskan suaraku.
"Apa sih? Sudahlah, kamu sudah salat?" tanya mama
mengingatkan.
"Belum." ujarku singkat.
"Nah, mungkin itu peringatan untukmu, sana salat!"
Aku pun segera naik ke kamarku walaupun rasa takut masih
menguasai pikiranku.
Saat aku salat terdengar rintihan kesakitan dan tiba-
tiba pintu kamarku terbuka dan tertutup begitu saja seperti
tertiup angin kencang.
"Ricky, mau ikut sekalian mobil Papa?" Papa membuka
pembicaraan pagl ini.
"Mmm ..., baiklah," ujarku. Selesai sarapan kami ber-
pamitan pada mama dan segera menuju mobil. Saat mobil
berjalan di tengah halaman luas itu, kulihat ada bayangan
itu lagi di ujung halaman sebelah belakang.
"Pa ... Papa, itu apa?" tanganku menunjuk bayangan
itu.
"Mana, tidak ada apa-apa?" Bayangan itu telah pergi
menghilang sebelum papa sempat melihatnya. Sepanjang
perjalanan sekolah aku hanya diam memikirkan peristiwa-
perlstiwa aneh yang kualaml.
"Ricky, aku mempunyai pengalaman hebat. Bayangkan
kemarin di rumah nenekku akurberbicara dengan arwah pe-
nunggifc gudaog/ Etnas tecus berbicara ke sana kemari se-

