Page 149 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 149
138
"Nggak kok, Mbok. Ini gara-^ara Ricky stika meng-
khayal akhir-akhir ini."
Saat kami makan siang, aku hanya diam. Kalaupun aku
cerita tak akan ada yang mau percaya. Selesai makan, aku
segera menuju kamar dan kumainkan gitarku melantunkan
lagu "Jude" yang pernah dibawakan The Beatles. Saat di
pertengahan lagu, kudengar sayup-sayup suara seorang
wanita ikut menyanyikan lagu itu. Aku diam tak bernyanyi,
tapi tanganku tetap memetik gitar mengiringi suara itu sam-
pai akhir lagu.
"Siapa kamu?" tanyaku pada pemilik suara itu, tapi tak
ada jawaban.
"Mainkan ... mainkan lagi!" suara itu terdengar iagi,
segera kulempar gitarku ke tempat tidur dan segera aku
berlari ke iuar kamar.
"Ma ..., kali ini Mama harus percaya!" Kutemui mama
di bawah.
"Kring ... kring ...!" Pembicaraanku terpotong oleh de-
ringan teiepon yang segera diangkat Mama. Kutinggalkan
Mama berbicara di teiepon menuju kamar. Aku berdiri di pin-
tu kamarku dan kulihat gitarku masih di tempatnya. Pan-
danganku beralih pada dinding-dinding kamarku, syukurlah
foto itu tidak tergantung lagi.
Malam pun tiba. Papa dan Mama sudah tidur di kamar
mereka. Sebelum aku tidur kuputar jarum merah jam we-
kerku pukul lima dan kuaktifkan belnya. Dalam lelap tidurku
tiba-tiba aku terbangun oleh jam wekerku yang berdering
keras.
"Jam dua belas?" tanyaku heran. Kulihat wekerku, ja
rum merah itu masih menunjuk angka lima. Segera ku-
baringkan tubuhku dan kutarik selimutku menutupi seluruh
tubuhku. Tiba-tiba kakiku terasa berat seperti diduduki sese-
orang sampai-sampai kakiku kesemutan, tapi tak bisa ku-
gerakkan. Sebentar kemudian kakiku menjadi ringan.

