Page 154 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 154

143



        padaku berlebihan seperti pada kekasihnya dan aku menya-
        darinya setelah dia menodaiku." Kudengar dia menangis ter-
        sedu-sedu.
             "Lalu, bagaimana kisahmu dengan Rohim?" Erna me-
        mintanya bercerita lagi.
             "Dulu aku pergi dengan Petter ke toko kain, di sanalah
        aku bertemu dengannya. Saat itu dia memainkan gitarnya
        menyanylkan lagu "Jude". Itulah yang membuatku ingin ber-
        kenalan dengannya, tap! tampaknya Petter tak menyukal hal
        itu. Tapi, aku tak peduli, aku tetap bersahabat dengan Ro
        him. Mengetahui hal itu, Petter menceritakannya pada papi.
        Papi marah sekali padaku, tapi aku dan Rohim membang-
        kang hingga suatu saat kecemburuan Petter memuncak dan
        dilampiaskannya padaku. Dia menodaiku, merebut hartaku
        yang paling berharga, dia membuatku tak pantas bertemu
        Rohim. Setelah kejadian itu, Petter pulang ke Nedherland.
        Dua hari sebelum aku mati Rohim melamarku, tapi itu sudah
        terlambat, aku tak pantas menerima cintanya hingga akhir-
        nya aku menggantung diriku  dengan kain  pemberian Ro
        him," ceritanya panjang lebar.
             "Maukah kau tak mengganggu Ricky lagi," pinta Erna.
             "Asalkan dia mau merawat makamku."
             Aku pun terpaksa mengiyakannya.
                                     ***
             "Anak-anak, kalian akan mempunyai teman baru. Ma-
       suklah Judel" ujar Pak Guru.
             "Hai, namaku Jude. Aku dari Netherland. Aku bisa ber-
        bahasa Indonesia seperti kalian karena diajari opaku Petter,"
        ujarnya mengenalkan diri.
             "Petter?" Aku dan Erna saling pandang tak percaya.
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159