Page 159 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 159

150




         nyambut dan memelukku. Dan, apa yang dikatakan mereka
         membuatku seraya Juluh lantak. Albert ternyata inengindap
         kanker otak sejak lama. Tubuhku bergetar saat Mama Albert
         mengantarkan aku masuk ke kamarnya, ke tepi ranjangnya.
              "Dia sedang tidur. Dua jam yang lalu dokter membe-
         rikannya morfin untuk penenang," kata Mama Albert.
               Aku berusaha keras memahami sekelilingku. Aku ber-
         usaha menyelami kata-kata orang tua Albert tadi, "Mungkin
         in! adalah saat terakhir kamu akan melihatnya dalam keada-
         an hidup."
               Aku nggak percaya dengan kondisinya selama ini. la
         selalu saja terdengar ceria dan seolah tidak punya beban,
         tap! ternyata kesulltannya lebih hebat daripada yang kuala-
          ml. Aku merasa menyesal kalau selama ini aku selalu saja
          bersikap manja terhadapnya dengan kebutaanku ini. Aku ...
         aku ....
               Perlahan aku bergerak meraba-raba tepian ranjangnya.
         Aku berhasil meraih tangan kanannya, lalu kugenggam. Aku
         hanya diam. Tak dapat kusangkal betapa sedihnya aku tak
         bisa menemaninya ketika la begitu menderita.
               Lalu,  terjadilah  keajaiban  itu.  Tangannya  bergerak
          menggam tanganku. Suaranya dimulai dengan suara yang
         terdengar begitu lirih, berseiingan dengan rintih kesakitan.
               "Alma ...," katanya.
               "Jangan  bicara  dulu,"  kataku, "Aku tahu  apa  yang
         kamu alami."
               "So ... sorry aku selama ini nggak cerita sama kamu,"
         jawab Albert.
               Pada saat itu, seakan-akan aku memperoleh kembali
          penglihatanku. Aku meiihat Albert saat la datang ke rumah-
          ku pertama kali. Aku melihatnya dengan sabar mengajariku.
         Aku melihatnya memuji permainan pianoku. Aku melihatnya
          membacakan novel untukku dengan sabar. Aku melihatnya
          berseri-seri saat ngobrol denganku. Aku melihatnya duduk
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164