Page 160 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 160

151



        bersamaku menikmati lantunan Mozart. Lalu, kuhayati kea-
        daannya kini ... dan aku menangis. Aku tahu ia tak akan
        pernah mendengar tuts-tuts piano yang kutekan. Aku tahu
        ia tak akan lagi melihatku cemberut saat ia mengejek kalau
        aku mirip kelinci. Ia tak akan duduk bersamaku lagi menik'-
        mati perapian. Ia tak akan lagi memberiku semangat hidup.
        Dan, yang terutama aku menangis karena aku tahu ia tak
        akan pernah tahu bagaimana perasaanku. Air mata kembali
        mengalir deras di pipiku.
             "Alma       suara Albert yang serak menyadarkan petu-
        alangan anganku.
             "A ... apa?" aku merasa begitu kaeau.
             "Se ... sebenarnya, mungkin ini sudah terlambat. Kalau
        ... kamu mau tahu ...." katanya terputus-putus, "Aku ... aku
        suka sama kamu. Aku ... aku sayang sama kamu."
              Oh Tuhan, aku nggak pernah menyangka. Beta pa aku
        begitu bahagia mendengar pernyataan itu. Betapa aku be
        gitu  berharap aku bisa melihatnya mengucapkan kata-kata
        itu.
             "Albert..., sebenarnya aku ... aku juga ...."
             "Aku tahu kok, Al. Aku tahu apa yang ada di hatimu. I
        ...  ini  puisi  yang  kujanjikan  waktu  itu,"  bisiknya  lembut
        sambil meletakkannya pada genggaman tangan kiriku.
             "Kenapa waktu nggak adil buat kita!" jeritku setengah
        terisak.
             "Al, hapus air matamu. Aku nggak ingin ... melihatmu
        menangis untukku. Dengarya apa yang kutakan ini. Setelah
        aku nggak ada nanti, kamu ... harus tetap tegar. Berjuang
        buat dirimu sendiri. Kamu jangan takut berdiri. Aku ingin
        kamu tabah, semoga  kamu  bahagia  ...,"  tangan  Albert
        mengendurkan genggamannya dariku.
             "Albert ... Albert ..., Albert!" aku menjerit sekuat tena-
        ga. Serasa ruangan rumah sakit bergetar. Aku terjatuh di
        tepi ranjang. Koridor-koridor yang bau obat seakan mende-
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165