Page 161 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 161

152




          kap, melebur dalam tangisku.
                Dan, di sinilah aku sekarang, di taman kota Paris. Se-
          tahun sudah berlalu. Orang tua Albert berkata kalau ta ber-
           pesan setelah meningga! nanti, la ingin matanya diberikan
           untukku. la ingin aku menjalani operasi  mata dan mem-
           peroleh. kembali penglihatanku. Aku pun mencobanya. Aku
          tahu aku takut. Tapi, aku percaya berkat  doa dan harap-
           annya, aku akan sukses menjalani operasi.
                Fuji Tuhan aku berhasil. Aku nggak akan mengecewa-
           kan apa yang menjadi harapan terakhirnya.
                "Dengan kedua matamu, aku akan melanjutkan hidup
           ini Albert," kataku dalam hati setiap kali.
                Lalu, perlahan kubuka lagi selembar kertas yang waktu
           itu  diberikan Albert padaku. Aku terus menyimpannya ka-
           rena kupikir itu kenangan terakhir darinya. Merinding setiap
           kali  aku  membukanya. Perlahan-lahan  kubaca lagi  baris-
           baris puisi yang dituliskannya untukku itu.


                umtuJL
                         di tajmom, i/ni
                                   rnxjMMxA^  mjdkciA,
                rn/imxi/niji  tfupAmuJif  koAAmjduucun/
                t^oymjuoji  taJL  kuUxjcUxAji,
                rruaitcJkciAji  ijdaJkf  'mA/n^oimbcu  b-utoyrv
                taluu  tu/ru^/DJi—tJULm/^<Li jMJim/
                          fiA/  tojjd  tncdajm,
                da/rv  tajot  i/nJi,
                oJkjuu ^oAl C^/nx3/i/—&^/nx2/i/ ^majcxja^
                h<JiuXij      tcxJk/      dlimji^JkcxAji
                da/rv  oAuv  tJt/iJL
                axiltauuv  cxJkJkiA/ru^,
                cUm>^f/3/rv  *vaAav  ^ru^AAji  aJkjuv
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166