Page 166 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 166

157



         tapi mana mungkin.
               "Kau ternyata pandai," ucap Yo begitu bel berbunyi.
               "Aku sekadar tahu," jawabnya rendah.
               "Aku duluan ya?" pamit Yo segera setelah ia  membe-
         reskan bukunya.
               Ia hanya mengangguk kecil. "Ah, mengapa cepat se-
          kali?" tanyanya dalam hati. Begitu ia melangkah ke luar ha-
         tinya seakan terbakar. Panas sekali. "Ines sedang berusaha
          mendekati Pangeranku. Oh, Tuhan jangan sampai peristiwa
         itu teruiang lagi," harapku.
               Peristiwa yang mengemparkan hatiku saat itu  pange
         ranku, Fauzi, juga dirayu Ines, seperti saat ini.  Rasanya
         ingin aku memukul. "Ia hanya play boy yang hanya.meman-
         faatkan otakku," pikirku daiam hati.
               Dengan iangkah satu-satu dia  berjalan  menuju haite
         bus dekat sekolahnya. Mungkin ia  masih memikirkan keja-
         dian tadi. Ines dulu adaiah sahabatnya, tapi begitu dia dekat
         dengan Arif, ia  mulai menjauhinya entah mengapa. Gosip
         cepat beredar. Ia muiai dengar semua. Berita tentang dia,
         Lia  merebut pacar orang. Ketika bertanya, Ines diam saja.
         Tapi, kata temannya, Desty, Ines yang meiakukannya.
               Muiai saat itu  putus sudah persahabatannya dengan
         Ines tanpa dia tahu apa sebabnya. Padahai, ketika ditanya
         Ines meyakinkan Lia bahwa Ines sudah tidak mencintainya.
         Lia sudah lega mendengarnya karena Ines mengucapkannya
         dengan senyum di bibirnya.
               Lain di hatinya rupanya ia iri pada Lia. Desty temannya
         selaiu  berkata, "Sebenarnya Arif tidak  mencintainya. Ines
         hanya salah sangka," sahutnya. Saat itu Lia mengaiah, buat
         apa  semua  itu  berlanjut  kalau  hanya  menimbuikan
         permusuhan. Tapi, mesti Lia meninggalkan Arif, tetap saja
         Lia  tidak  disapanya. Meski  dia  sudah  mau menyapanya
         duiuan, Ines masih tetap diam. Ines lebih suka berkeiompok
         bersama si centil Anisa daripada bersama Lia. Padahai, dulu
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171