Page 172 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 172
163
kirannya tencampur menjadi satu. iJa bingung, bingung se-
kaii sampai mamanya n^enegurnya, "Lia, ajak Nak Rio ngo-
brol dong, kamu ini," ?kata fnamanya dan Lia banya terse-
nyum.
Setelah itu, mamanya menlnggaikan Lia sendiri dengan
Yd. Lia hanya bisa menatap wajah Yo. Lalu, Lia ingat surat di
sekoiah tadi dan bertanya pada Yo tentang surat itu.
"Yo, apa benar kau yang mengirim surat pada Ines
kemarin," tanya Lia.
"Surat itu hmm," Yo tampaknya bingung mengutarakan
isi hatinya," sulit menceritakannya. Sebenarnya surat ini
untuk ..., Yo terdiam.
"Untuk siapa Yo," tanya Lia cepat.
"Surat itu untuk kamu, maafkan aku, aku tak berani
berkata langsung kepadamu. Aku hanya ingin menjadi orang
yang berarti daiam hidupmu. Kaulah satu-satunya yang mau
memperhatikanku. Mau menyuruhku belajar dengan baik.
Meiarangku merokok demi kesehatanku, baru kau yang me-
lakukan itu. Kau ...!" ucapan Yo terhenti.
Lia kini sadar keadaan Yo yang sebenarnya. la adalah
saiah satu dari sekian banyak anak yang tidak mendapat
perhatian dari orang tuanya.
"Lia, tatapiah wajahku," ucap Yo melanjutkan, Lia
mengangkat wajahnya pelan-pelan dan periahan mengusap
air matanya.
"Saat kau marah, aku merasa benar-benar kehilangan
teman, seakan-akan tidak ada lagi yang menyemangati hi-
dupku," ucapnya.
"Bukankah Ines seiaiu berada di dekatmu, bukankah ia
selalu di sampingmu, Rio?" Kali ini Lia membuka muiut.
"Memang benar. Tapi, kusadari Ines seperti yang lain-
nya. Ia hanya ingin memburu kesenangan semata, waktu itu
aku khilaf karena saat itu aku kesal pada orang tuaku. Me-
reka seakan sudah tidak peduii padaku," jawab Yo.

