Page 173 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 173

164




               "Lalu, aku ingat kamu, kamu sungguh berbeda, lalu
          aku sadar, mungkin terlalu cepat jika aku bilang aku suka
          kamu. Tapi, yang jelas kau sangat berarti bagiku, Lia," ucap
          Yo panjang.
               Lia hanya bisa diam, terperangah. Lia sungguh tak me-
          nyangka Yo akan berkata demiklan. Tapi, mestikah Lia kon-
          sisten  pada keputusannya dulu untuk tidak terobsesi oleh
          cinta? Tapi, ia tahu Yo tulus mengatakannya. Tak sadar ja-
          tuhlah bulir-bulir air mata di pipinya.
               "Putriku yang cantik. Aku tak mau melihatmu mena-
          ngis, tersenyumlah," ucap Yo lagi. Ia segera menghapus air
          mata Lia  dan berkata, "Lia, maukah kau menerima daku.
          Aku ingin sekali menjadi sesuatu yang sangat berarti dalam
          hidupmu, Lia aku mencintaimu," ucap Yo panjang.
               Aku hanya bisa berpikir dalam hati ya Tuhan mimpikah
          yang kuaiami saat ini. Apa hanya khayalmu dan fatamorga-
          na kehidupan yang kau berikan kepadaku. Tuhan jika  ini
          mimpi bangunkanlah aku, jika ini khayalan sadarkanlah aku.
          Lia berbicara dalam hati, serasa ada pertentangan di dalam
          hatinya.
               "Lia, jangan kau terlalu pikirkan semuanya. Aku berka
          ta jujur sayangku, percayalah padaku. Aku sangat mencin
          taimu," mohon Yo.
               Lia segera menghapus air matanya. Kemudian, mem-
          berikan senyuman termanis buat Yo.
               "Nah, itu  baru seyum putri idamku," ucap Yo sambil
          membalas senyum.
               Dalam hati Lia berteriak, "Itu masih senyum pangeran-
          ku!"
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178