Page 187 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 187

178



         surat Yasin sambil mengeluarkan air matanya secara per-
         lahan. Dimas tetap membaca ketika keluarganya Indie se
         cara bergantian menengok. Tidak terkecuali temannya Indie
          yang datang menjenguk. Bahkan, teman-temannya Dimas
         datang dan mendukung Dimas tanpa terkecuali Aldo.
               "Indie, ini aku ada hadiah buat kamu. Biar pun kamu
         tidak sadar, tapi aku yakin kamu bisa dengar aku. Ini hadiah
         anniversary kita!" ucap Dimas berbisik sambil mengeluarkan
          cincin dari sakunya. Dia memakaikannya di jari manis Indie
          dan mencium tangan Indie. "J love you, honey ..." bisik Di

          mas.
               Indie menggerakkan tangannya.
               Dimas terkejut. Dilihatnya Indie mulai membuka mata
          nya secara perlahan.
               "Indie! Indie sayang," ucap Dimas dan kemudian me-
          manggil suster dan disusul oleh  Dokter Sisca  untuk me-
          meriksanya.
               "Dok, saya  mau bicara sama keluarga saya. Boleh,
          Dok?" tanyaku pelan.
               "Oh ... boleh, boleh. Saya akan panggil Papa dan Mama
          kamu," ucap Dokter Sisca tersenyum.
               "Sayang," ucap Dimas sambil mengelus rambutnya.
               "Hmm ...," ucapku tersenyum dan sedikit merasakan
          sesuatu di tanganku. Aku berusaha melihat tanganku dan
          aku melihat benda berwarna perak mengkilat melingkar ma
          nis di jariku.
               "Itu hadiah dariku untuk anniversary kita," ucap Dimas
          tersenyum.
               "Bagus banget, ... terima ... kasih ... sayang! Tapi, a...
          aku nggak memberlkan apa-^apa...," ucapku lirih.
                "Sssshhb ... aku nggak butuh apai-apa dari kamu. Bagi-
          ku bertemu kamu ada hadiah yang tidak ternilai," ucap Di
           mas.
                Tante Fatmadan Papa datang bareng Helen.
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192