Page 188 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 188

179



              'Indie, sayang?!"!ucap Tante Fatma panik.
              "Ma ... Pa     ueapku lemah.
              "Ssshhh ... kamu liarus cepat sembuh supaya kita ^Isa
         cepat ke luar darl sini," ucap Papa.
              "lya, apa lag! aku kangen sama semua masakan Ma
         ma!" ueapku tersenyum sdan Tante Fatma meneteskan air
         matanya. "Mama, jangan menangis!" ueapku.
              "Dita mana. Ma?" tanyaku.
              "Di luar sama tante-tante yang lain!" ueap Tante Fat

         ma.
              "Biar saya bawa masuk tante!" ueap Helen dan keluar
         membawa Dita masuk.
              "Kak Indie eepat sembuh ya biar bisa main iagi!" ueap
         Dita.
              "lya, Dit. Kamu jangan nakal ya. Jangan buat Mama
        dan Papa marah. Terus ... minta Mama adik Iagi!" ueapku.
        Semua tertawa.
              "Uh ... Dita nggak mau ah punya adik! Dita sudah eu-
        kup punya kakak Indie!" ueap Dita.
              "Jangan gitu sayang ... kan kalau Dita punya adik bisa
         main setiap hari dan nanti Dita nggak akan kesepian Iagi,
        'kan?" ueapku.
              Semua hening. Tante Fatma menangis di pelukan Papa.
             "Ma ... Pa ... maafkan semua kesalahan Indie ya. Pa!
        Maafkan Indie yang sudah merusak kepereayaan Papa dan
        membuat keeewa," ueapku.
              "Ssshhh ... Indie nggak boleh  ngomong gitu! Indie
        nggak pernah membuat Papa marah, kok! Papa sayang In
        die," ueap Papa yang berlinang air mata.
             "Indie sayang  Papa juga!" ueapku. Papa  mengeeup
        keningku. "Mama, maafkan Indie ya, kalau dulu Indie me-
        nyakiti perasaan Mama," ueapku.
             "lya sayang ...  pastinya setelah kita ke luar dari sini
        kita akan berlibur!" ueap Tante Fatma.
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193