Page 193 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 193

184



         ada kedewasaan, dan ada sesuatu yang membuatku merin-
         dukannya. Sekarang pun, jika aku merlndukannya, aku se-
         ring memainkan lonceng kecil pemberiannya, memainkan la-
         gu sederhana yang membawaku kembali ke masa kecil. la
         past! akan mentertawakanku kalau tahu lonceng kecil  itu
         masih kukalungkan di leherku hingga saat ini. Aku tak sabar
         untuk menunggu ujian akhir, atau bahkan wisuda kelulusan-
         ku yang masih hams ditunggu bertahun-tahun lagi, supaya
         aku bisa pulang dan bersamanya lagi, kali ini untuk selama-
         nya, dan saat aku sudah berada disisinya, aku tak akan per-
         nah pergi lagi. Itulah yang kukatakan pada diriku sendiri se-
         tiap pagi, saat bangun dalam udara dingin kota Berlin.
              Menjelang ujian akhir tahun pertama surat-surat dan
         email dari Galang mulai jarang dikirim, bahkan kemudian ti-
         dak pernah sama sekall. Aku bingung, tapi aku tidak bisa
         apa-apa, e-mail dan surat-suratku hanya sekali dua kali di-
         balasnya. Dan aku belum bisa pulang sampai libur musim di
         ngin menjelang natal nanti, uang yang kukumpulkan belum
         cukup, sementara aku harus membantu Profesor Kohn me-
         lakukah beberapa eksperimen. Aku pikir Galang pasti sudah
         mendapat pacar baru yang membuatnya mabuk dan me-
         lupakan kerinduannya padaku. Tlap kali aku berpikir bahwa
         la telah melupakan aku, aku menangis, kepedihan itu terasa
         begitu  menyakitkan. Aku tak mengerti kenapa aku begitu
         sedih berpikir bahwa ia punya pacar baru. Mungkin aku me-
         nyukainya. Dan mungkin aku akan mengatakan itu padanya,
         nanti, kalau aku pulang.
               Menjelang natal, aku pulang ke Yogyakarta. Setelah ti-
         ba di Cengkareng aku langsung meneruskan penerbangan ke
         Yogyakarta, aku ingin segera« pulang dan cepat>-cepat me
         ngatakan padanya bahwa aku sangat menyukainya, bukan
         sebagal kakate atau sahabat lagi, tapfesebagai seorang wanl-
         ta dewasa^. Aku tldak peduli reaksinya, yang penting aku
         ingln dia tahu itu.
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198