Page 42 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 42

31



            bagi siapa-siapa. Jadi, aku ingin berhenti berpikir. Kukatakan
            kepada kepala sekolahku bahwa aku Ingin menekan tombol
            pause 6u\u.
                 Sedikit lewatdari tiga buian setelah kehilangan anakku,
            aku merasakan dorongan untuk berhenti mengajar. Namun,
            waktu itu masih Januari. Masih ada setengah tahun lagi yang
            harus  kutempuh. Jadi, setengah  tahun  terakhir  itu  aku
            menyiapkan kehidupan baruku. Kali ini aku melakukannya
           sendirian. Pada suamiku dan kepaia sekolahku aku hanya
            berkata bahwa aku ingin berhenti mengajar.
                 Suamiku  dengan  wajar  menanyakan  apa  aiasanku.
           Tanpa berbohong aku menjawab bahwa aku sudah lelah.
                 "Kamu mau di rumah saja?"
                 Sumpah mati dia bertanya penuh pengertian. Tapi, aku
           juga bisa bersumpah bahwa sebenarnya dia tidak mengerti
           apa-apa. Tidak, aku ingin bekeija juga, tap! dalam lingkung-
           an baru dan bertemu orang-orang lain.
                 Kepala  sekolahku  tentu  saja  memberlkan  respons
            khasnya. Dia menanyakan apakah aku tahu cara mengakhiri
            babak baru ini. Tamparan yang cukup keras dan mengena
            buatku. Benar sekali, seolah aku ingin kabur. Padahai, pada
            kenyataannya ini hanya akan menjadi babak kesekian dalam
            hidupku  yang  harus punya akhir juga. Akhir yang  harus
           kupikirkan sebelum mengawalinya.
                 Ah. Padahai, mengelikan juga. Sebenarnya dalam ke-
           palaku, aku ingin  menyanyi. Sudah lama seorang teman
           SMA-ku mengajakku menyanyi bersamanya. Dia sendiri su
           dah sejak semester kedua kuliah menekuni bidang ini secara
           komersial. Dulu kami sama-sama menyadarl bahwa secara
           alami suara kamI mempunyai kekuatan menarik bila  dipa-
           dukan. Tapi, segala kewarasanku membuat aku jauh dari
           dunia hiburan. Toh itu tidak punya tampang untuk itu.
                 Namun, pada suatu malam di bulan Maret dia  mene-
           leponku dan menanyakan apakah aku akan tertarik untuk
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47