Page 69 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 69

58



      Lalu, mereka tersenyum saja tanpa saling pandang.
           "la gadis yang cantik, kau tahu maksudku kan? Kau
      takkan tahu sebelum mengenalnya. la takkan secantik itu
      bila tak sebaik dan selembut itu. Kau tahu, hanya la yang
      mampu membuatku merasa rindu  dan menyadarl betapa
      berartinya hidup in! saat itu," kenang si pemuda setelah la
      ma berialu saat kisah Itu telah berakhir.
           "Apa la  meninggal karena sakit?" tanya wanita sete-
      ngah tua di sampingnya.
           "Tidak, la tidak akan meninggal semudah itu, la orang
      yang kuat dan tegar, aku tahu itu. la telah memilih dunianya
      sendiri kini dan ia sadar akan Itu. Namun, aku tak pernah ta
      hu apa alasannya."
           "Hei, kau tahu apa yang aku sukai dari sungai ini?"
      gadis itu mencoba membuka percakapan pagi ini.
           "Hemm .... Aku kira kau hanya menyukai aku, eh kau
      ternyata suka sama yang lain juga ya?" si  pemuda coba
      bercanda.
           "Ayo, aku tidak sedang  bercanda," gadis itu  sedikit
      cemberut.
           "Ya, ayo apa yang kamu sukai?" tantang si  pemuda
      dengan muka dibuat serius.
            Gadis itu sempat terdiam, seperti merenung, lalu men-
      jawab, "Tempat ini, ya tempat ini. Kau tahu mengapa?" si
      gadis berhenti lalu menjawab karena pemuda yang ditanyai-
      nya hanya diam.
            "Karena dl tempat ini  aku selalu  menunggumu, kau
      tahu tiada hal yang lebih indah daripada melihat kau datang
      dan tersenyum padaku."
            "Kalau seperti itu maukah kau menungguku di sini se-
      lamanya?" tanya si pemuda lirih.
            Gadis itu  mengangguk sambil tersenyum lalu berkata,
      "Ya selamanya ...."
            "Ah, ada juga yang lebih sulit ditebak daripada air su-
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74