Page 22 - 2017 PhET
P. 22

12




                        melakukan serangkaian kegiatan dalam mencari dan menemukan untuk memahami
                        suatu konsep.

                               Lebih lanjut Carin dan Sund (1985) dalam Medriati R. (1996), menyarankan
                        bahwa,  Sebaiknya  guru  dalam  mengelola  pembelajaran  Fisika  di  SMA  harus

                        memperhatikan  beberapa  hal:  Pertama,  menyiapkan  peserta  didik  agar  dapat

                        menerapkan Sains dan Teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, menyiapkan
                        peserta  didik  agar  dapat  memecahkan  masalah  sehari-hari  yang  berhubungan

                        dengan Fisika. Ketiga, menanamkan ke dalam diri peserta didik rasa keingintahuan
                        alam serta minat memahami alam. Keempat, menanamkan keterkaitan antara Sains

                        dan Teknologi.

                               Dari  pernyataan  tersebut,  bahwa  pembelajaran  Fisika  di  SMA  harus
                        memperhatikan pemahaman konsep, ketrampilan proses, dan sikap ilmiah dalam

                        aspek ketrampilan kognitif dan psikomotor. Pemberian pengalaman belajar secara
                        langsung akan lebih mengaktifkan peserta didik dalam memahami suatu konsep

                        maupun dalam penerapan konsep sains berdasarkan kompetensi yang telah dimiliki.

                               Model pembelajaran Fisika di SMA berawal dari yang nyata (konkrit) ke
                        yang abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, atau dari yang sederhana ke yang

                        rumit. Dengan kata lain, pembelajaran Fisika di SMA dimulai dari apa yang ada
                        pada atau di sekitar peserta didik dan yang dikenal, diminati serta diperlukan oleh

                        peserta  didik  (Leo  R.S.,  2004:  53).  Selanjutnya  Dahar  R.W.  (2003:  16)
                        menjelaskan,  bahwa  “Pembelajaran  Sains  di  SMA  harus  menimbulkan  adanya

                        proses  perubahan  konsepsi  yang  terjadi  pada  diri  peserta  didik,  dan  perubahan

                        konsepsi tersebut dipengaruhi oleh faktor guru dan faktor anak itu sendiri”.
                               Lebih lanjut Dahar R.W. (2003: 17) mengatakan, “Ada beberapa strategi

                        atau  model  pembelajaran  yang  dapat  digunakan  untuk  berlangsungnya  proses
                        perubahan konsepsi pada anak, antara lain strategi Driver dan strategi Glasson”.

                        Kemudian Dahar R.W. menjelaskan dua strategi tersebut, yaitu:

                        1.  Strategi Driver, dengan modelnya struktur umum urutan mengajar yang terdiri
                            dari fase:

                            a.  Orientasi, dimana anak-anak dibangkitkan perhatian dan minatnya terhadap
                               pokok bahasan.
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27