Page 53 - 2012 STL CTL Berpikir Kritis
P. 53
50
keyakinan atau bentuk pengetaahuan yang diterima begitu saja dipandang dari
sudut alas an-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan
yang menjadi kecenderungannya.
Berpikir kritis merupakan sebuah proses aktif. Apabila kita menerima begitu
saja gagasan-gagasan dan informasi dari orang lain, maka cara berpikir seperti ini
disebut sebagai berpikir pasif. Dari definisi tersebut, kita juga bisa memaknai
bahwa berpikir kritis secara esensial adalah sebuah proses aktif, yaitu proses di
mana kita memikirkan pelbagai hal secara lebih mendalam untuk diri kikta,
mengajukan pertanyaan untuk diri kita, menemukan informasi yang relefan untuk
diri kita, dan lain-lain.
Berpikir kritis sebagai proses yang persistent (terus-menerus) dan teliti
berarti kita tidak terburu-buru membuat kesimpulan tanpa memikirkanya secara
mendalam. Selain itu, ada hal yang penting berkenaan dengan definisi yang
dikemukakan oleh Dewey, yaitu tentang ‘alasan-alasan yang mendukung’ suatu
keyakinan dan ‘kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya
atau implikasinya’.
Glaser (1941: 5) mendefinisikan berpikir kritis sebagai (1) suatu sikap mau
berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada
dalam jangkauan pengalaman seseorang, (2) pengetahuan tentang metode-metode
pemeriksaan dan penalaran yang logis, (3) semacam suatu keterampilan untuk
menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk
memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti
pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.