Page 143 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 143
c. Terakhir ada yang berpandangan moderat sesuai
dengan kontekstual pepatah Kato Bamisa Rundiang Bakiyeh.
Penafsirannya begini:
• Kalau jenazah tidak segera dimakamkan, berakibat
rusak dan membusuk. Orang serumah jadi tersiksa dan orang
sekampung dapat musibah dengan bau bangkai.
• Manakala atap yang bocor tidak cepat disisip, maka
perangkat rumah yang lain akan lapuk dan rusak.
• Apabila satu kaum tidak punya pimpinan Adat akibat
Datuknya meninggal atau tak peduli maka untuk
mengamankan masyarakat kaum, hendaklah disegerakan
mencari pengganti. Kalau dibiarkan, akibatnya pemerintahan
adat menjadi kosong dan ini malapetaka.
• Anak gadis yang umurnya sudah kadaluarsa tidak
diusahakan jodoh, tabiatnya akan menyimpang dan mentalnya
tidak stabil. Kekhawatiran ini bisa timbul akibat tuntutan
biologisnya tak tersalur.
Kesimpulan dari penafsiran ini ialah, dalam satu kondisi
terancam hendaklah segera menanggulangi sebelum lebih
parah. Dalam keadaan gawat darurat, harus cepat tanggap
walau untuk itu harus menggadai. Makanya untuk memahami
sebuah kalimat adat hendaklah arif menangkap kandungan
isinya. Kalau hanya sebatas membaca teks bisa menyesatkan.
Pahamilah secara “kontekstual”
9. Kedudukan Hukum Syarak atas HPT
Seorang guru besar Islam di Masjidil Haram, putra Minang
kelahiran Balai Gurah Koto Tuo, Kecamatan IV Koto,
Kabupaten Agam bernama Syekh Ahmad Khatib
AlMinankabawi berfatwa bahwa ”Hukum HPT itu “subhat”
tidak jelas halal haramnya. Subhat dekat kepada haram. Diawal
114
Yus Dt. Parpatih