Page 147 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 147
BAB V
KEISTIMEWAAN MINANGKABAU
A. MATRILINEAL
Minangkabau menganut sistem kekeluargaan
Matrilineal. Adapun Matrilineal mempunyai arti menarik garis
suku dari jalur keibuan. Tak ditemui satu etnis manapun di
tanah air yang bersuku kepada Ibu, bahkan di seluruh dunia
hanya ada beberapa suku bangsa saja yang menganut sistem
Matrilineal seperti Minangkabau. Berbeda dengan Matriakhat
yang artinya “kekuasaan” terletak di tangan perempuan. Ini
bertentangan dengan syariat Islam agama yang dianut orang
Minangkabau, Arrijalu qowwamuna ‘alannisa, (bahwa laki-laki
pemimpin bagi wanita). Di masyarakat Minangkabau
perempuan itu diatur, bukan mengatur.
Walaupun kemudian Islam datang membawa ajaran
bernasab kepada Ayah, tetap saja mereka mempraktekkan
Matrilineal sebab agama tidak melarang. Bahwa sistem
tersebut termasuk budaya, bukan syari’at. Orang Minang
menerima nasab di ranah Agama, seperti dalam hal perwalian
nikah atau hukum warisan. Contoh: nama asli Buya Hamka
adalah Abdul Malik, Beliau anak Karim, Karim anak Amrullah.
Hamka merupakan nama pendeknnya, sedangkan nama
panjangnya ialah: Haji Abdul Malik Karim Amrullah, itulah
garis nasab. Sebagai anak Minangkabau Buya memakai nasab
sekaligus menerima Matrilineal. Beliau akui bersuku Tanjung
118
Yus Dt. Parpatih