Page 203 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 203
kalau tidak lebih baik diam. Itu yang dikatakan orang bicara itu
perak, diam itu Emas. Jangan sampai tejadi bak bunyi pantun :
Badangkang carano basi
Badarai carano kaco
Baranggang karano budi
Bacarai karana baso
Kadang-kadang tanpa disadari, akibat bicara tak
terkontrol bisa menjerumuskan si pembicara sendiri. Oleh
karenanya dalam berkomunikasi ada batasan-batasan seperti
contoh di bawah ini:
Jangan berbisik berdua kalau kita sedang bertiga, tidak
elok. Bisa-bisa mengundang kecemburuan dan itu dapat
merugikan kerukunan pertemanan.
Dalam pergaulan umum usahakan bertegur sapa tanpa
membedakan status sosial kalau perlu mendahulukan mereka
yang ditingkat bawah. Justru dia akan tersanjung dan merasa
dihormati.
Kepada orang yang baru atau belum dikenal,
bersikaplah seramah mungkin. Jangan pernah ada kesan
menyepelekan orang lain. Lebih baik kiranya mengadakan
perkenalan singkat guna memulai hubungan baru.
Alangkan baiknya menyebar senyum kepada siapapun,
itu adalah kiat untuk menuai simpati dan itu perlu. Banyak
bersilaturahmi adalah jalan raya menunju persaudaraan.
Bukanlah para hukuman mengatakan bahwa “1000 kawan
terlalu sedikit satu musuh terlampau banyak”.
Agama melarang mengumbar aib seseorang dihadapan
umum, namanya ghibah. Itu termasuk kategori gunjing.
Gunjing berkembang menjadi fitnah dan fitnah lebih kejam
dari pemubunuhan.
174
Yus Dt. Parpatih