Page 207 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 207

Jangan sebentar-sebentar melihat jam.

                            Saat  tamu  berpamitan,  jangan  duluan  bangkit  dari

                  tamu.
                            Lepaslah kepergian tamu hingga pintu keluar.

                            Jangan  segera  menutup  pintu  selagi  tamu  masih  di

                  halaman



                        Semua itu guna menghindari penafsiran negatif seorang

                  tamu  seolah-olah  kedatangannya  tidak  disenangi.  Bisa  saja
                  diterjemahkan sebagai tindakan mengusir dengan sindiran.




                        G. KUNJUNGAN KEKELUARGAAN
                        Seorang laki-laki di Minangkabau mempunyai dua fungsi.

                  Sebagai  Mamak  di  rumah  kemenakan  dan  sebagai  Ayah  di

                  rumah  anaknya.  Walaupun  rumah  tersebut  bangunannya
                  sendiri secara fisik namun statusnya disaat berkunjung adalah

                  sebagai  tamu.  Mengapa  tamu?  Karena  hakikatnya  rumah

                  gadang  itu  milik  rang  sumando,  dia  berada  di  situ  sebab
                  dulunya  dijemput  menurut  Adat.  Sedangkan  rumah  tangga

                  sang  Mamak  adalah  rumah  istrinya.  Makanya  mamak
                  berkunjung ke rumah kemenakan di katakan “kakampung” dan

                  disaat  menemui  istrinya  disebut  “pulang”.  Memang

                  demikianlah tatanan berbesanan di ranah Minang.
                        Sesuai  fungsinya,  secara  berkala  seorang  Mamak  harus

                  kekampung menemui keluarga, saudara  atau kemanakannya

                  untuk         mengontrol            kondisi         kesejahteraan            sosial
                  kemasyarakatannya. Sedangkan masalah ekonominya urusan

                  Sumando.  Itulah  implementasi  dari  kaidah  Adat  “Anak
                  Dipangku Kamanakan Dibimbiang”.

                        Anak  dipangku  artinya  dekat  dengan  saku  (Harta

                  pencaharian),  kamanakan  dimbing  jo  jalan  harato  (Harta







                       178
                                  Yus Dt. Parpatih
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212