Page 205 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 205
Bicara soal tata tertib bertamu adalah berbincang tentang
pola sopan santun berdasarkan petuah orang tua-tua.
Rujukannya ialah Adat Nan Sabatang Panjang yang berlaku
sacara umum. Bertamu atau bertandang merupakan tali
pengikat silaturrahim. Di situ peluang komunikasi dan tukar
informasi. Banyak hal yang bisa dibincang bersama mencari
pintu keluar dari kegelapan berbagai masalah hidup. Untuk itu,
ada beberapa aturan yang harus di pedomani dalam bertamu.
Dengan siapa atau oleh siapa pertemuan tersebut. Ini etika
menurut tata krama Minangkabau : Kunjungan biasa
Seorang laki-laki mau bertandang, sebaiknya hubungi dulu
lewat telepon. Sekiranya orang yang dituju tidak berada di
rumah, tunda dulu sampai dia pulang. Tidak etis masuk rumah
orang tanpa ada laki-lakinya. Ini untuk menghilangkan fitnah.
Saat sampai dirumah tujuan, tunggu duduk sebelum
disilahkan. Bicaralah sedikit basa-basi sebagai mukaddimah.
Adakan pujian dengan kata-kata manis tentang rumahnya,
tentang anak-anaknya, tapi jangan puji istrinya cantik. Jangan!
Bisa-bisa malah menjadi bumerang. Memuji artinya
menyenangkan hati orang. Itu keharusan sebagai bumbu
pergaulan asalkan tidak berlebihan.
Di saat perbincangan ringan, arahkan ke hal-hal yang
berhubungan dengan profesi lawan bicara. Umpama kalau dia
pedagang, persoalkanlah masalah pasar dan ekonomi, itu juga
dalam rangka menyenangkan hati orang. Hampir semua
manusia ingin panjang umur, tapi takut menjadi tua. Oleh
karenanya berikanlah kesan kalau dia awet muda. Perkiraan
umurnya 60 tahun, sangkakan sekitar 50an. Dengan bangga
beliau akan mengatakan umurnya sudah 63. Ini salah satu
kiyat untuk memuluskan hajat datang bertamu. Apakah
mohon bantuan finansial atau jasa, sampaikan akhir
176
Yus Dt. Parpatih