Page 212 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 212

tak mungkin tuannya menganjungkan sendiri. Itulah masalah

                  koneksi.  Ada  masanya  bantuan  orang  luar  menaikkan
                  ekstabilitas organisasi.




                        I.   RANDAI

                        Randai  ialah  seni  teater  berbentuk  drama  khas
                  Minangkabau. Ini permainan tradisional yang diwariskan dari

                  generasi  ke  generasi.  Formatnya  dalam  posisi  melingkar

                  sembari  selangkah  dalam  gerakan  tari  dan  nyanyi.  Randai
                  berbentuk kolosal melibatkan banyak pemain. Dipandu oleh

                  seorang  instruktur  lewat  lagu  yang  dia  nyanyikan  sendiri
                  dalam        lingkaran        pemain.        Setiap       perubahan          gerak

                  dikomandokan lewat aba-aba HAPIAH. Biasanya cerita randai

                  bertemakan  legendaris.  Selalu  digelar  malam  hari  pelepas
                  lelah sesudah siangnya bekerja di sawah atau ladang.

                        Randai  menyertakan  hampir  seluruh  jenis  kesenian

                  Minang. Diubah sedemikian rupa menjadikan satu hidangan
                  atraksi  menarik.  Alur  cerita  dipenggal-penggal  menjadi

                  beberapa episode Di dalamnya terdapat seni teater, seni tari,
                  seni  suara,  seni  pidato,  seni  bela  diri,  seni  komedi,  seni

                  karawitan  dan  lain-lain.  Setiap  transisi  adegan  diantar  oleh

                  nyanyian  sang  komandan  dengan  syair  lanjutan  cerita.  Lalu
                  dialog  berlangsung  disimak  oleh  para  pemain  dalam  posisi

                  duduk, masih dalam formasi melingkar. Selesai dialog berdiri

                  kembali dengan variasi tari dan lagu yang di latari oleh alunan
                  karawitan  sesuai  dengan  nuansa  adegan  berikutnya

                  seumpama sedih, ceria, antagonis, serius dan lain sebagainya.

                  Begitu  selanjutnya  sampai  ending  cerita.  Berbeda  dengan
                  teater  berbahasa  lepas  dan  lugas,  bahasa  dalam  Randai  itu

                  dihidangkan           berbentuk          gurindam.         Berhandai-handai,










                                                         Menyingkap Wajah                      183
                                                         Minangkabau

                                                                      Paparan Adat dan
                                                                      Budaya
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217