Page 220 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 220
menjelang dewasa, mamak melanjutkan pendidikan bidang
sopan santun, tata krama dan adat istiadat serta dunia
pergaulan. Pada saatnya akan dimasukkan sekolah dan
mengaji agar menjadi orang pintar dan bermoral.
3. Lingkungan kehidupan
Walaupan keturunan orang-orang baik, beradat dan
bermartabat tapi tinggal dan dibesarkan di lingkungan
masyarakat kumuh, ada kemungkinan kepribadiannya akan
tercemar. Bagaimana seseorang takkan terjangkit dari perilaku
masyarakat sekeliling?. Katakanlah dia anak yang baik, tapi
tinggal dan bergaul dillingkungan pergaulan bebas atau di
kampung narkoba sarang preman. Ibaratnya kain putih
direndam dalam lumpur.
Di Ranah Minang, moralitas sangat dijunjung tinggi. Nilai
pribadi seseorang terukur dari akhlak dan perilakunya. Kultur
ini merupakan jalan raya menuju masyarakat berkualitas dan
beradab.
Adapun kejahatan yang paling terkutuk adalah kejahatan
seks, terbuka atau tersambung pembunuh bisa dimanfaatkan,
perampok mungkin terlupakan, tapi perselingkuhan adalah
dosa tak berampun. Tiada maaf bagi mereka. Itulah sebabnya,
para tokoh adat tempo dulu membuat rambu-rambu
pengaman yang dikemas dalam pepatah-petitih sebagai
rujukan. Kemudian menyusul peraturan tata karma yang wajib
dipatuhi. Di sana laki-laki berbuat kejahatan, orang sekedar
mengeluh. Tapi sekali perempuan terlanjur salah,
Minangkabau akan menjerit sambil memaki sumpah serapah.
Mengapa? Karena wanita merupakan lambang kehormatan.
Selain berstatus sebagai induk persukuan yang disebut Bundo
Kandung, mereka adalah penyambung ras keturunan dalam
masyarakat matrilineal.
Menyingkap Wajah 191
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya