Page 222 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 222
Pengertian bebasnya dalam Bahasa Indonesia :
Jintan adalah sabang sapa di mentah belum berisi.
Biasa dijadikan bumbu masak. Bentuknya tipis, harganya
mahal. Itulah tamsil gadis Minang yang belum berpengalaman.
Harus dijaga fisik dan moralnya tanpa cacat secuil pun.
Dijamua di lereng kadataran: dibesarkan dalam suka
dan duka guna mempersiapkannya menjadi keturunan dalam
masyarakat Matrilineal.
Masiak dek cayo linduang bulan: Diasuh dengan kasih
sayang, cinta yang teduh selembut rembulan dan damai.
Digaro patang jo pagi: Diawasi dari gangguan
kenakalan remaja yang bisa menodai dirinya. Harus
diwaspadai setiap prilakunya.
Tibo paneh dilingkuik-lingkuik: Saat kampung
diramaikan laki-laki, si gadis dipingit tak dibolehkan keluar
rumah.
Datang hujan dikaka-kaka: Jika usianya sudah lanjut
masih belum ada pinangan, hendaklah gadis diajak ke tempat
ramai seperti ke pasar, pesta atau majelis taklim, supaya dilirik
orang menantu.
Sacotok haram kok di ayam: Dengan demikian, anak
gadis terjaga kesuciannya sampai mendapat jodoh yang sesuai.
Lah kameh mangko siyohkan: Kalau sudah kawin,
silahkan pergi ikut suami. Bila perlu mandiri berumah tangga.
M. SUMBANG DUO BALEH
Sebagai pedoman tata krama yang harus ditaati, telah
disusun adab sopan-santun dalam pergaulan khusus wanita.
Dihimpun dalam 12 pasal bernama “Sumbang 12°. Apa itu
Sumbang 12? Inilah sifat terjanggal bagi perempuan Minang
dan anak gadisnya, yaitu:
Menyingkap Wajah 193
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya