Page 65 - Linguistik Forensik
P. 65
5.4 Linguistik Forensik dalam Beberapa Kasus Hukum
Kasus yang memerlukan pertimbangan seorang ahli linguistik
forensik pada tataran grafonologi erat kaitannya dengan nama dua merek
yang membingungkan konsumen karena sulit dibedakan. Di Indonesia,
pernah muncul perseteruan antara dua produsen pakaian. Produsen
pakaian bermerek Polo Ralph Lauren merasa dirugikan oleh
kompetitornya karena di pasaran beredar merek pakaian yang sangat
mirip yaitu Polo. Puluhan karyawan PT. Polo Ralph Lauren kembali
berharap proses peradilan yang dilakukan MA terkait sengketa merek
pakaian tersebut. Kemiripan nama merek dari dua produk juga bisa
membingungkan karena adanya kesulitan dalam pengucapan untuk
membedakan dua produk tersebut. Hal ini biasanya terjadi pada merek
yang menggunakan kata-kata yang jarang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari.
Kesalahan dalam komunikasi juga dapat muncul dari persilangan
antara bahasa tulis dan lisan, yaitu pada transkripsi kesaksian dan materi
pengamatan oleh polisi dan pengadilan. Penyimpangan dalam
penyusunan transkripsi sering terjadi dan menjadi kajian yang intens dari
ahli linguistik forensik. Di Indonesia, sering dijumpai peristiwa
pencabutan berita acara pemeriksaan (BAP) di pengadilan, karena saksi
atau terdakwa merasa tidak menyatakan seperti apa yang terungkap
dalam BAP. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakakuratan polisi dalam
menyusun transkripsi. Ketidakcermatan dalam penyusunan transkripsi
sangat mungkin akan mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi,
sehingga keputusan yang adil sulit diperoleh.
Pada tataran morfologi, sumbangan linguis sebagai saksi ahli
dapat dilihat pada kasus McSleep Inns (Lentine & Shuy dalam Gibbons,
57