Page 187 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 187
Peran Keanekaragaman Hayati | 163
jumlah tersebut, ikan kolam menyumbang Di luar pangan utama atau primer,
1,1 juta ton, sedangkan sisanya merupakan Indonesia juga kaya akan jenis-jenis tum-
budi daya tambak air payau, keramba, dan buhan yang bermanfaat sebagai sumber
jaring apung. Jenis-jenis ikan yang banyak protein (kacang-kacangan), vitamin, dan
dikonsumsi adalah ikan mas, ikan lele, ikan mineral (buah dan sayuran) serta bahan baku
patin, ikan nila, dan ikan gurami. Di Indonesia bumbu-bumbuan. Menurut catatan Zeven
bagian barat serta Sulawesi, diperkirakan ada dan Zhukovsky (1967), Indonesia bersama
sekitar 900 jenis ikan air tawar, 25 jenis di dengan negara-negara di kawasan Indo-China
antaranya merupakan ikan yang mempunyai merupakan daerah yang kaya akan kerabat
nilai ekonomi tinggi (Maskur 2002). jenis-jenis tumbuhan liar dengan potensi
sebagai pangan primer maupun sekunder.
Untuk mencegah hilangnya sumber daya
ikan, telah dilakukan pelestarian ikan secara Area tersebut dikenal sebagai pusat-pusat
ex situ yang dilakukan di BBAT Jambi. Jenis Vavilov.
ikan yang dilestarikan di antaranya adalah Walujo (2011) mengetengahkan secara
ikan betook, tambakan, sepat siam, semah, rinci bahwa pusat Vavilov ini kaya akan
labi-labi, kapiat, dan tilan. Di samping itu, jenis tumbuhan buah, keluarga jahe, pisang,
dilakukan juga domestikasi ikan arwana tebu, padi dan beberapa jenis kacang, se perti
yang termasuk ikan langka dan diminati kara pedang (Canavalia gladiata), benguk
oleh masyarakat sebagai ikan hias serta (Mucuna cochinchinensis), kecipir (Psopocarpus
upaya produksi benih dengan skala massal, tetragonolobus), dan petai (Parkia spesiosa).
misalnya ikan patin jambal, dan ikan baung Selain itu, Thrupp (1998) juga menambahkan
yang mempunyai harga lebih tinggi. bambu, kelapa, dan beberapa jenis umbi
(uwi-gembili, dan talas-talasan). Selanjutnya,
Sumber protein selain diperoleh dari
hewan juga dapat diperoleh dari tumbuhan Li (1970) melalui studi botani, etnobotani, dan
walaupun dari segi kualitas protein hewani fitogeografi, menambahkan bahwa Indonesia
lebih tinggi dibanding protein nabati. Sumber juga kaya akan buah-buahan, seperti manggis
protein nabati dari kacang-kacangan di anta- (Garcinia mangostana), rambutan (Nephelium
ranya adalah kacang tanah, kedelai, kacang lappaceum), durian (Durio zibethinus), dan
hijau, kacang panjang, kecipir, dan buncis. jeruk nipis (Citrus aurantica).
Sumber protein nabati biasa digunakan Sementara itu, masih banyak lagi je-
sebagai sumber pangan cadangan dan akan nis buahan-buahan lokal lain, seperti salak,
diuraikan lebih detail di subbab berikutnya. mangga, kepel, dan belimbing. Sebagai con-
toh, dari 27 jenis durian yang ada di Sumatra,
Kalimantan, dan Malaysia, 19 jenis di anta-
6.1.2 Sumber Pangan Sekunder ranya ditemukan di Kalimantan dan baru 6
Keunikan sumber pangan di Indonesia jenis saja yang diketahui berpotensi sebagai
terletak pada keberagaman yang tercermin buah meja. Tanaman buah asli Indonesia
dalam kebhinekaan suku-suku bangsanya. lainnya adalah duku (Lansium domesticum).
Tiap kelompok suku memiliki kekhasan Jenis ini memiliki 3 forma, yaitu duku (L.
pengetahuan sumber daya pangan ini. domesticum var. duku), lansat (L. domesticum
Itulah sebabnya, di Indonesia sering kali var. domesticum), dan kokosan (L. domesticum
sulit membedakan sumber pangan primer/ var. aquaeum). Beberapa varietas yang umum
pangan pokok dengan sumber bahan pangan diperdagangkan adalah duku komering,
sekunder/cadangan. Sebagai contoh, sumber metesih, condet, dan kalikajar.
pangan seperti beras, jagung, sagu, gewang,
singkong, ubi jalar, talas, uwi, dan pisang Sementara itu, dari hasil eksplorasi
merupakan sumber pangan primer bagi yang dilakukan para peneliti Herbarium
beberapa kelompok suku. Di tempat lain, Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi-LIPI ke
sumber pangan tersebut mungkin hanya berbagai kawasan hutan di seluruh Indonesia,
merupakan pangan cadangan untuk musim- di antaranya ke Taman Nasional Bogani Nani
musim tertentu, misalnya musim paceklik Wartabone (Uji 2001), ditemukan 40 jenis
atau bahkan hanya sebagai sumber pangan buah-buahan hutan yang bernilai ekonomi
tambahan. bagi masyarakat di sekitarnya. Dari jumlah
tersebut, 5 jenis termasuk tumbuhan langka