Page 224 - FTHP_BUKU AJAR
P. 224

Buku Ajar


           4.  Kristalisasi
              Nira  pekat  yang  telah  diuapkan  dimasukkan  dalam  suatu  wadah
              vakum dipanaskan terus menerus sampai kondisi lewat jenuh dan
              akan  membentuk  kristal.  Kristalisasi  dilakukan  secara  bertahap
              agar  proses  pengalirannya  mudah  dan  mencegah  terjadinya
              karamelisasi  atau  pencoklatan  pada  hasil  akhirnya.  Selanjutnya
              kristal-kristal  gula  dipisahkan  dari  larutan  lain  yang  masih
              menyertainya dengan menggunakan saringan yang bekerja secara
              sentrifugal. Sambil dilakukan pendinginan dan pengadukan.

              Nira  tebu,  secara  tradisional  juga  diolah  menjadi  gula  merah
           dengan  tahapan-tahapan  ekstraksi  nira,  penjernihan  nira,  pengentalan
           nira  dengan  cara  pemanasan  dan  pencetakan  gula.  Pembuatan  gula
           merah ini lebih sederhana dan oleh karenanya bisa berkembang menjadi
           industri-industri kerakyatan.

           BEET GULA

              Beet  gula  adalah  tanaman  temperate  dua  musiman,  yang
           memproduksi gula pada tahun pertama pertumbuhannya dan kemudian
           berbunga  dan  berbuah  di  tahun  ke  duanya.  Tanaman  ini  umumnya
           ditanam pada musim semi dan dipanen pada awal musim gugur. Beet
           menyimpan  cadangan  gulanya  pada  umbi  akar.  Umbi  akar  masak
           mengandung sekitar 17% gula dari total berat umbi. Meski lebih tinggi
           dari  tebu  gula,  namun  total  produksi  umbi  beet  per  hektarnya  lebih
           rendah  dibandingkan  tanaman  tebu  yang  dapat  dipanen  keseluruhan
           batangnya. Perkiraan produksi gula beet per hektare adalah 7 Ton.

              Proses  pengolahan  umbi  beet  menjadi  gula  hampir  sama  dengan
           proses  pembuatan  gula  putih  dari  tebu,  namun  pembuatan  gula  dari
           beet lebih rumit terutama pada fase pemisahan kristal karena senyawa
           organik selain sukrosa yang terkandung lebih banyak.








         204                                         Siti Asmaniyah Mardiyani
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229