Page 41 - Adab al-Alim Wa al-Muta'allim
P. 41

40   Adab al-Alim Wa al-Muta'allim



               Kesebelas, menjauhkan diri dari usaha-usaha yang rendah dan hina menurut watak manusia,

               juga dari hal-hal yang dibenci oleh syari'at atau adat istiadat (kebiasaan). Seperti berbekam
               (mengeluarkan  darah  dari  anggota  badan  dengan  menggunakan  alat  melaluf  kepala  atau

               tengkuk), menyamak kulit, penukaran mata uang (money changer), tukang membuat emas dan
               sebagainya.



               Keduabelas,  menjauhkan  diri  dari  tempat-tempat  yang  kotor  (maksiat),  meskipun  tempat
               tersebut jauh dari tempat keramaian, dan tidak berbuat sesuatu yang dapat mengurangi sifat

               muru'ah (menjaga diri dari hal-hal yang tidak terpuji) dan sesuatu yang secara lahir dianggap
               munkar, walaupun kenyataannya hukumnya di perbolehkan, karena hal itu akan menimbulkan

               dampak,  ekses  yang  kurang  baik  terhadap  dirinya,  kewibawaannya,  dan  menjadi  bahan

               perbincangan  yang  jelek  bagi  orang  lain,  sehingga  menimbulkan  dosa  bagi  orang  yang
               mengolok-oloknya.


               Apabila hal itu terjadi hanya secara kebetulan belaka, karena adanya hajat, keperluan atau yang

               lainya, maka hendaknya ia memberitahu kepada orang yang melihatnya dan menjelaskannya
               tentang  hukum,  alasannya  serta  maksud  kedatangannya,  sehingga  orang  lain  tidak  merasa

               berdosa dan lari menjauh (dari perkara jelek): sehingga ia tidak menimba ilmu darinya lagi,

               dan hendaknya hal itu bisa dipakai pelajaran bagi orang-orang yang bodoh.


               Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah Saw bersabda: “Suatu ketika ada dua orang laki-laki yang
               berpapasan dengan Nabi  Saw, ketika beliau bersama-sama dengan Shafiyyah binti  Huyay,

               kemudian mereka berdua berjalan dengan pelan-pelan, kemudian ia berkata: perempuan itu

               adalah Shafiyah binti Huyay. Kemudian nabi berkata: sesungguhnya setan itu masuk kedalam
               diri  manusia  (keturunan  Adam)  melewati  peredaran  darah,  aku  kuatir  setan  menjatuhkan

               sesuatu dalam diri mereka berdua sehingga mereka menjadi rusak “.


               Ketigabelas, menjaga dirinya dengan beramal dengan memperhatikan syiar-syiar islam dan

               hukum  dhahirnya,  seperti  melakukan  shalat  berjamaah  dimasjid,  menyebarkan  salam  baik
               kepada orang khusus atau umum, amar ma'ruf nahi munkar dan sebagianya, serta sabar dalam

               menerima cobaan.
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46