Page 54 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 54

“Tapi bukan berarti saya tidak percaya kepada Tuhan, Di!”
            kata saya sambil membela diri. “Saya tidak harus pergi ke
            tempat ibadah untuk membuktikan ke semua orang, kalau
            saya percaya Tuhan itu ada! Toh, nyatanya banyak orang-
            orang  terlihat  alim,  tapi  busuk  tingkah  lakunya.
            Menggunakan atribut keagamaan, tapi berbuat penistaan
            terhadap keyakinannya sendiri….”

            “Setidaknya,  kamu  tidak  mencuri  atau  membunuh,  juga
            tidak melacur, To!” kata Sardi.


            “Dan  ini  satu-satunya  cara,  kamu  bisa  mendapat  uang
            untuk membayar hutang kamu, ya setidaknya kamu bisa
            memberi cukup uang kepada  rentenir jahanam itu, agar
            mereka  bersabar,  memberi  kamu  kesempatan  sampai
            hutang  kamu  lunas  sepenuhnya.  Jangan  sampai  pesan
            ancaman mereka tadi betul-betul…” Perkataan Sardi tiba-
            tiba terhenti, dia menatap saya, juga Leni.

            “Pesan ancaman apa?” tanya Leni.


            “Mas?”

            Saya  menundukkan  kepala,  sedih  sekaligus  merasa
            bersalah.  Lalu  saya  memberanikan  diri  menatap  mata
            Leni istri saya.

            “Mereka bilang, kalau hutang tidak dibayar lunas sampai
            akhir bulan, Len, mereka akan melakukan sesuatu yang
            jahat pada kalian…” Kata saya.

            Leni tertegun mendengar perkataan saya.

                                     52
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59