Page 151 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 151

psikis,  Myrna  memiliki  karakter  yang  mandiri,  memiliki  prinsip  kuat,  memiliki

                        harga diri tinggi, tenang, bijaksana, tabah, sabar, kuat, dan dewasa
                             Myrna dengan karakternya yang kuat, tabah, mandiri, dan memiliki harga diri

                        tak bisa diperlakukan oleh ketidakadilan gender dalam bentuk pelabelan gender.

                        Oleh  karena  itu,  Myrna  berusaha  keras  menghindari  stigma  negatif  orang  atas
                        dirinya  yang  bestatus  janda  dengan  menunjukkan  kemadirinnya  dengan  tidak

                        tergoda atau tidak mudah digoda oleh sembarang laki-laki.
                             Myrna  yang  memiliki  karakter  sabar,  tabah,  dan  kuat  berupaya  berjuang

                        menafkahi  dirinya  dan  kedua  anaknya  di  belantara  Jakarta  yang  sangat  keras.

                        Dengan  ketabahan,  kekuatan,  dan  kesabaran  yang  dimilikinya,  menjadi  suatu
                        kekuatan bagi Myrna untuk mperjuangkan keadilan atas hak rumah dan tanahnya

                        sebagai warisan tersisa dari mendiang suaminya


                        Novel Tarian Bumi (2007) karya Oka Rusmini
                             Novel  Tarian  Bumi  dalam  penceritaannya  menggunakan  teknik  alur  sorot

                        balik, yaitu diawali dengan menampilkan tokoh utama perempuan bernama Ida Ayu

                        Telaga  Pidada  yang  telah  menjadi  masyarakat  berkasta  Sudra.  Novel  ini
                        menggunakan pengaluran yang bercabang dengan alur pada Telaga Pidada dan Ni

                        Luh Sekar (Jero Kenanga). Alur dalam cerita ini kurang rekat dan padat karena
                        terdapatnya  alur  lain  (subplot)  setelah  tokoh  utama.  Menurut  Stanton  (2012),

                        semakin sedikit karakter dalam sebuah cerita, semakin rekat dan padat pula alur

                        yang mengalir di dalamnya. Sedangkan pada novel ini ada alur tokoh utama yang
                        bernama Ida Ayu Telaga Pidada dan alur tokoh pendamping utama yang bernama

                        Ni Luh Sekar yang kemudian berganti nama menjadi Jero Kenanga. Dalam alur
                        Jero Kenanga ada beberapa tokoh atau karakter pendamping yang tidak memiliki

                        keterhubungan  dengan  telaga  Pidada.  Sehingga  tokoh-tokoh  dalam  alur  Jero

                        Kenanga  tidak  memberikan  pengaruh  apapun  terhadap  karakter  tokoh  Telaga.
                        Karena  menurut  Stanton  (2012,  hlm.  26),  setiap  adegan  yang  dilakukan  oleh

                        seorang  akan  mempengaruhi  karakter-karakter  lain  yang  akan  memberikan
                        pengaruh balik.







                                                                                                    145
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156