Page 216 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 216

Irewa, tokoh utama cerita yang memiliki saudara kembar bernama Jinggi Pigay.

                        Berdasarkan  informasi  suster  Karolin,  mereka  ketika  lahir  dipisahkan  karena
                        adanya sebuah kepercayaa masyarakat lembah Megafu bahwa jika ada bayi kembar

                        terlahir maka salah satunya harus dibunuh sebagaimana pada teks

                        Oleh sebab itu, suster Karoline mengambil Jinggi supaya tidak ada lagi bayi yang
                        dibunuh,  kemudian  Suster  Karoline  menjadikan  Jinggi  sebagai  anak  angkatnya

                        sebagaimana pada teks berikut ini.
                             Lalu Suster Karolin mengatur siasat dengan Suster Wawuntu. Bayi kecil itu
                             dihanyutkan di sungai. Tapi di tepi sungai yang lain Suster Wawuntu sudah
                             siap mengambil si bayi. Akhirnya suster Karolin bisa memiliki bayi itu. Si
                             bayi  diberi  nama  Jingi  Pigay.  Jinggi  lalu  dirawat  an  diasuh  oleh  Suster
                             Karolin (Madasari, 2012, hlm. 86).

                        Pengaluran  novel  ini  dibuat  bercabang,  karena  ada  alur  yang  menceritakan
                        kehidupan  Meage  Aromba,  tokoh  utama  laki-laki  dalam  novel  ini.  Beberapa

                        menjinjing perlengkapan musik. Meage, salah seoran pemuda Aitubu, memegang
                        tifa. Ia siap menampilkan kecakapannya memainkan tifa (Madasari, 2012, hlm. 7)

                        Alur yang terdapat dalam novel ini kurang rekat dan padat, karena di dalamnya

                        terdapat  alur  lain  (subplot)  Meage  yang  juga  menyertakan  tokoh  pendamping
                        seperti dokter Leon, Mama Lea, Bapak Rumanus, dan teman-teman seperjuangan

                        Meage dalam pelariannya menghindari aparat keamanan Papua. Menurut Stanton
                        (2012, hlm. 26), semakin sedikit karakter dalam sebuah cerita, semakin rekat dan

                        padat pula alur yang mengalir di dalamnya. Oleh karena itu, tokoh-tokoh dalam alur

                        Meage tidak berhubungan dengan Irewa, sehingga tidak saling mempengaruhi dan
                        tidak  menyebabkan  terjadinya  pembentukkan  karakter  Irewa  dari  tokoh-tokoh

                        dalam alur Meage.
                             Irewa adalah perempuan dari keluarga Papua dengan orangtua yang sangat

                        berpengaruh dalam masyarkat Aitubu. Irewa juga adalah sosok perempuan yang

                        jujur,  ramah,  cerdas,  patuh  pada  adat  dan  kedua  orang  tuanya.  Menurut  Satoto
                        (1994, hlm. 45) citra diri Irewa dapat direpresentasikan ke dalam tiga aspek, di

                        antaranya aspek psikis, fisik, dan sosial.  Namun dibalik karakternya yang cerdas,









                                                                                                    210
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221