Page 249 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 249

orang dewasa secara global.  Penelitian telah sering mengidentifika-
                                    502
            si asupan energi sebagai kekuatan pendorong peningkatan cepat pada
            individu yang kelebihan berat badan.  Faktor makanan yang berbeda,
                                            503
            seperti asupan minuman manis , peningkatan ukuran porsi , makan
                                                               505
                                       504
            jauh dari rumah  dan/atau konsumsi dengan kepadatan energi yang
                          506
            lebih tinggi (misalnya minuman energi), telah berkontribusi terhadap
                                         507
            konsumsi energi yang berlebihan.  Konsumsi makanan ringan sering
            diidentifikasi sebagai kontributor penting terhadap peningkatan cepat
            pada individu yang kelebihan berat badan.
                                                508
                Di masa depan, ketika aktivitas lebih banyak dilakukan di rumah,
            bahkan kegiatan kerja seperti work from home, peluang untuk ngemil
            menjadi lebih besar. Menghindari mengemil ketika berada di rumah
            menjadi persoalan penting yang harus dicermati. Banyak riset mem-
            buktikan ada kaitan antara ngemil dengan peningkatan berat badan,
            termasuk dengan perilaku impulsif dan risiko gangguan makan (eating
            disorder). 509

            502  “Obesity and Overweight,” World Health Organization, 9 Juni 2021. http://www.
              who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/
            503  S. Vandevijvere dkk., “Increased Food Energy Supply as a Major Driver of the
              Obesity Epidemic: A Global Analysis,” Bull World Health Organ 93, no. 7 (2015):
              446–456. Doi: 10.2471/BLT.14.150565
            504  V. S. Malik dkk., “Sugar-sweetened Beverages and Weight Gain in Children And
              Adults: A Systematic Review and Meta-analysis,” Am J Clin Nutr 98, no. 4 (2013):
              1084–1102. Doi: 10.3945/ajcn.113.058362
            505  I. M. H. Steenhuis dkk., “Small, Medium, Large or Supersize: Trends in Food
              Portion Sizes in The Netherlands,” Public Health Nutr 13 no. 6 (2010): 852–857.
              doi: 10.1017/S1368980009992011. Lihat juga I. H. Steenhuis & V. M. Vermeer,
              “Portion size: review and framework for interventions,” Int J Behav Nutr Phys Act
              6: 58. Doi: 10.1186/1479-5868-6-58
            506  J. B. Myhre dkk., “Eating Location is Associated with the Nutritional Quality of
              the Diet in Norwegian Adults,” Pub Health Nutr 17, no. 4 (2014): 915–923. Doi:
              10.1017/S1368980013000268                                      Buku ini tidak diperjualbelikan.
            507  C. Piernas dan B. M. Popkin, “Snacking increased among U.S. adults between
              1977 and 2006,” J Nutr 140, no. 2 (2010): 325–332. Doi: 10.3945/jn.109.112763
            508  K. J. Duffey dkk., “Prevalence and Energy Intake from Snacking in Brazil: Anal-
              ysis of the First Nationwide Individual Survey,” Eur J Clin Nutr 67, no. 8 (2013):
              868-874. Doi: 10.1038/ejcn.2013.60
            509  S. Churchill dkk., “Impulsive and/or Planned Behaviour: Can Impulsivity Con-
              tribute to the Predictive Utility of the Theory of Planned Behaviour?” Br J Soc
              Psychol 47 (2008). Doi: 10.1348/014466608X284434
           230    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254