Page 270 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 270

Terlepas dari masalah sosial (misalnya pertemanan, pergaulan, atau
              ajakan bos), makan di saat tidak lapar memberikan informasi banyak
              perihal keadaan emosional seseorang. Ada suatu perasaan tidak puas
              dan kecemasan jika tidak mengambil makanan. Sebagai contoh, ketika
              Anda duduk-duduk santai dengan kawan di sebuah restoran timbul
              suatu dorongan memesan makanan meskipun Anda tidak lapar atau
              baru selesai makan. Anda tergerak memesan makanan karena doron-
              gan untuk mendapatkan kepuasaan (gratifikasi). Dorongan ini menan-
              dai impulsivitas.
                  Diketahui  ada  tiga  komponen  kognitif  yang  memodulasi  peri-
              laku impulsif. Pertama, delayed gratification; ketidakmampuan untuk
              menunda kepuasan. Kedua,  distractibility, mudah teralih perhatian;
              Anda tidak mampu mempertahankan perhatian pada suatu tugas atau
              kondisi. Dan ketiga, disinhibsi; tidak mampu menyesuaikan perilaku
              yang diharapkan oleh norma tertentu. Sifat ini membuat seseorang
              bertindak tergesa-gesa, prematur dan tanpa pandangan jauh ke depan.
              Banyak gangguan jiwa ditandai dengan gejala ini. Impulsivitas berbeda
              dengan kompulsivitas terutama dalam daya dorong.
                  Pada impulsivitas Anda didorong mencari kepuasan. Pada kom-
              pulsivitas, dorongan Anda untuk menghilangkan kecemasan.  Anda
                                                                  574
              cenderung mengulangi tindakan yang sama, seringkali tanpa tujuan,
              yang kadang-kadang dikaitkan dengan konsekuensi yang tidak di-
              inginkan. Perilaku impulsif berhubungan dengan kendali diri. Seiring
              waktu, perilaku impulsif dapat menjadi kompulsif (perilaku didorong
              tidak untuk mencari kesenangan) dan perilaku kompulsif dapat men-
              jadi impulsif (kebiasaan yang diperkuat). 575
                  Orang impulsif sulit membuat keputusan rasional, bertindak ber-
              dasarkan dorongan (aktivasi motor). Mereka bertindak berdasarkan

              574  E. Hollander dan D. J. Stein, Clinical Manual of Impulse-Control Disorders (Vir- Buku ini tidak diperjualbelikan.
                ginia: American Psychiatric Association, 2006), https://www.appi.org/Products/
                Obsessive-Compulsive-Disorders/Clinical-Manual-of-Impulse-Control-Disor-
                ders
              575  H. A. Berlin dan E. Hollander, “Understanding the Differences Between Impul-
                sivity and Compulsivity,” Psychiatric Times, 2 Juli 2008. https://www.psychiatric-
                times.com/view/understanding-differences-between-impulsivity-and-compul-
                sivity


                                                        Good Nutrition  251
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275