Page 134 - A Man Called Ove
P. 134
Fredrik Backman
melambai-lambaikan lengan ke arahnya. Si kucing tidak
beringsut satu inci pun.
“Ini tanah pribadi!” kata Ove.
Ketika si kucing masih sama sekali tidak memedulikannya,
Ove kehilangan kesabaran dan, dengan gerakan mengayun,
dia menendang salah satu kelomnya ke arah hewan itu. Ketika
direnungkan kembali, dia tidak berani bersumpah bahwa
tindakannya itu tidak disengaja. Tentu saja istrinya akan
marah jika melihatnya.
Bagaimanapun, tindakan itu tidak menciptakan banyak
perbedaan. Kelom itu melayang membentuk lengkungan
mulus dan lewat satu setengah meter di sebelah kiri sasaran
yang dituju, lalu memantul-mantul pelan di dinding samping
gudang dan mendarat di salju. Dengan acuh, si kucing
memandang kelom, lalu memandang Ove.
Akhirnya hewan itu berdiri, berbelok di pojok gudang
Ove dan menghilang.
Ove berjalan melintasi salju, dengan hanya berkaus
kaki, untuk mengambil kelomnya. Dia memelototi benda
itu seakan merasa kelom itu seharusnya malu terhadap diri
sendiri karena tidak bisa membidik dengan lebih baik. Lalu
Ove menenangkan diri dan pergi melakukan inspeksi.
Hanya karena hari ini dia akan mati, bukan berarti para
perusak harus diberi kebebasan penuh.
Ketika kembali ke rumah, Ove menerobos salju dan
membuka pintu gudang. Gudang itu berbau spiritus dan
jamur, persis seperti bau gudang yang seharusnya. Ove
melangkahi ban-ban musim panas Saab dan menyingkirkan
129