Page 140 - A Man Called Ove
P. 140

Fredrik Backman

                  Ketika lewat di antara rumahnya dan rumah si Kerempeng
              dan Perempuan Hamil, Ove melihat si Kerempeng sedang
              berdiri di ambang pintu.

                  “Hai, Ove!” teriak lelaki itu dengan konyolnya.
                  Ove melihat tangga miliknya tersandar di rumah si
              Kerempeng. Lelaki itu melambaikan tangan dengan ceria.
              Tampaknya dia bangun pagi hari ini, atau setidaknya, pagi
              berdasarkan standar konsultan IT. Ove bisa melihat bahwa si
              Kerempeng sedang memegang pisau dapur perak berujung
              tumpul di satu tangan. Dan Ove menyadari, kemungkinan
              besar si Kerempeng hendak menggunakan pisau itu untuk
              mengungkit jendela lantai atas yang macet. Tangga Ove, yang
              jelas hendak dinaiki oleh si Kerempeng, telah ditancapkan
              miring ke dalam tumpukan salju tebal.

                  “Selamat siang!”
                  “Ya, ya,” jawab Ove tanpa berbalik, ketika dia berjalan
              lewat.
                  Anjing Kampung berada di luar rumah makhluk
              bernama Anders itu, menyalak hebat. Dari sudut matanya,
              Ove melihat si Ilalang masih berdiri di sana dengan senyum
              menghanguskan ke arahnya. Ini mengganggu Ove. Dia tidak
              begitu memahami alasannya, tapi dia merasa terganggu
              hingga ke tulang-tulangnya.

                  Ketika berjalan di antara rumah-rumah, melewati gudang
              sepeda, dan memasuki area parkir, dengan enggan Ove
              mengaku kepada dirinya sendiri bahwa dia sedang berjalan-
              jalan mencari si kucing, tapi seakan tidak bisa menemukan
              hewan itu di mana pun.


                                        135
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145