Page 77 - A Man Called Ove
P. 77

A Man Called Ove

                “Kemungkinan besar kau juga. Tapi, kami tidak
            melemparimu dengan batu gara-gara itu.”

                Bibir bawah si Ilalang mulai bergetar. Dia meluncurkan
            kacamata hitamnya, menutupi mata.
                “Awas kau!” desisnya.

                Ove mengangguk, menunjuk si anjing kampung.
            Anjing kampung mencoba menggigit kakinya, tapi Ove
            mengentakkan kaki begitu keras hingga hewan itu mundur.
                “Makhluk itu harus diikat di dalam area permukiman,”
            kata Ove tenang.
                Si Ilalang menyibakkan rambutnya yang dicat dan
            mendengus begitu keras sehingga Ove setengah berharap
            ada sedikit ingus yang terbang keluar.

                “Dan makhluk itu?” tanyanya berang sambil menunjuk
            si kucing.
                “Itu bukan urusanmu,” jawab Ove.
                Ilalang memandangnya dengan cara tertentu, seperti
            orang yang merasa begitu unggul dan sangat terhina.

                Anjing Kampung memamerkan gigi sambil menggeram
            tanpa suara.
                “Kau pikir jalanan ini milikmu atau apa, dasar orang
            gila sialan!” kata si Ilalang.
                Dengan tenang Ove kembali menunjuk anjing kampung.
            “Jika makhluk itu mengencingi batu hamparku lagi,” katanya
            dingin, “Batunya akan kualiri listrik.”







                                       72
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82