Page 85 - A Man Called Ove
P. 85

A Man Called Ove

            Hamil. Si Kerempeng menunjuk kotak biru itu dan wajahnya
            berubah ceria.

                “Kau tahu, istriku orang Iran. Mereka membawa makanan
            ke mana pun mereka pergi.”
                Ove memberinya tatapan kosong. Si Kerempeng tampak
            semakin bimbang lagi.

                “Kau tahu … itulah sebabnya aku cocok sekali dengan
            orang Iran. Mereka gemar memasak dan aku suka …,” katanya
            memulai, dengan senyum yang luar biasa.
                Lalu dia terdiam. Ove tampak teramat sangat tidak
            tertarik.
                “… makan,” kata si Kerempeng mengakhiri.

                Dia tampak seakan hendak membuat gerakan memukul-
            mukul drum di udara dengan jari-jari tangannya. Namun,
            kemudian dia memandang si Perempuan Asing Hamil dan
            memutuskan bahwa itu mungkin ide yang buruk.
                “Dan?” tanya Ove lelah.
                Si Perempuan Hamil menggeliat, meletakkan sepasang
            tangannya di perut.

                “Kami hanya ingin memperkenalkan diri karena kini
            kita akan bertetangga ….”
                Ove mengangguk singkat dan tegas.
                “Oke. Bye.”

                Dia mencoba menutup pintu. Si Perempuan Hamil
            menghentikan Ove dengan lengannya
                “Dan, kami ingin berterima kasih karena kau telah
            memundurkan mobil karavan kami. Kau baik sekali!”


                                       80
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90