Page 95 - A Man Called Ove
P. 95

A Man Called Ove

                Parvaneh meletakkan tangannya di lengan istri Rune
            untuk membesarkan hati perempuan itu. “Aku yakin Ove
            bisa membantumu memperbaiki radiator-radiator itu.”

                “Kau baik sekali, Ove,” kata istri Rune seketika dengan
            wajah ceria.
                Ove memasukkan tangan ke saku. Menendang lembaran
            plastik yang terlepas di dekat ambang pintu.

                “Tidak bisakah suamimu membereskan hal semacam
            itu di rumahnya sendiri?”
                Istri Rune menggeleng muram. “Tidak. Kau tahu,
            belakangan ini Rune sakit parah. Kata mereka, penyakitnya
            Alzheimer. Dia juga duduk di kursi roda. Agak berat ….”
                Ove mengangguk, samar-samar ingat. Seakan dia
            diingatkan mengenai sesuatu yang telah diceritakan oleh
            istrinya ribuan kali, walaupun dia masih saja melupakannya
            sepanjang waktu.

                “Ya, ya,” katanya tidak sabar.
                “Ove, kau bisa pergi dan mengeluarkan air radiator
            mereka, bukan?” tanya Parvaneh.
                Ove memandangnya seakan hendak membantah dengan
            tegas, tapi kemudian dia hanya menunduk memandang tanah.

                “Atau permintaan itu terlalu berlebihan?” lanjut Parvaneh
            sambil memandangnya tajam, menyilangkan lengan di perut.
                Ove menggeleng.
                “Kau tidak mengeluarkan air radiator, kau mengeluarkan
            anginnya …. Ya ampun.”

                Ove mendongak dan memandang mereka sekilas.


                                       90
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100